Rabu, 07 Desember 2011

10 Kesalahan Orang Tua dalam Mendidi Anak

Orang tua biasanya merasa diri selalu benar. Sehingga karena perasaan tersebut, orang tua menjadi tidak menyadari kalau diri mereka sering berbuat salah. Nah… Sekedar buat introspeksi diri, mari kita mencoba memeriksa batin kita, apa saja kesalahan yang biasa dilakukan oleh orang tua kepada anak, dan kadang tidak kita sadari.

1.Memposisikan anak sebagai miniature orang dewasa
Tidak mudah memang untuk memahami dunia anak-anak. Kadang kita terlalu PD untuk memberikan suatu pekerjaan atau kewajiban kepada anak yang tidak sesuai dengan porsi anak-anak. Misalnya adalah pada saat kita memaksa anak untuk bisa membaca atau menulis. Bagi orang dewasa, menulis dan membaca itu memang mudah, karena tidak banyak mengeluarkan energy. Namun bagi anak-anak, tentu saja kegiatan mebaca atau menulis adalah kegiatan yang melelahkan dan membosankan. Bila buah hati kita memang belum bisa atau belum cukup mampu untuk menulis atau membaca, sebaiknya kita jangan memaksa mereka. Alangkah lebih baik kegiatan tersebut kita ganti dengan kegiatan yang menyenangkan namun mendidik.

2. Membentak atau memarahi tanpa member alasan / motifnya.
Yang namanya anak-anak pasti biasalah berbuat salah. Mereka kan masih butuh banyak belajar dari pengalaman hidup sehari – hari. Sehingga kalau mereka berbuat salah, alangkah lebih bijak bagi kita untuk memakluminya. Namun kadang kita sering lupa, karena kalau yang namanya emosi sudah di ubun-ubun, pasti sangat sulit dari yang namanya marah, dan bahkan kadang sambil membentak, dan mudah-mudahan tidak sampai main tangan. Apakah menurut anda marah kepada anak adalah sesuatu yang efektif dalam mendidik anak? Jawabannya adalah TIDAK. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan bukanlah perasaan takut , segan, atau perasaan bersalah saja. Yang mereka butuhkan adalah nasihat yang berguna agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi kalau buah hati kita berbuat salah, alangkah lebih baik bagi kita untuk memberikan pengertian kepada mereka dengan baik, dan dengan penuh kasih sayang. Dan apabila kita terlanjur membentak (karena sudah tidak tahan), maka langkah selanjutnya adalah pendekatan kembali kepada anak. Kita berikan mereka alasan kita marah, dan menasihati mereka.

3. Menganggap anak adalah penerus cita-cita orang tua.
Mungkin karena terlalu terobsesi dengan cita-cita yang belum tercapai, banyak orang tua yang menempatkan anak sebagai generasi penerus cita-cita mereka. Sebagai contohnya adalah seorang ayah yang memiliki gelar professor, doctor, MA, MM, MT, BA, dia menuntut anaknya agar memiliki gelar yang lebih banyak lagi. Orang tua seperti ini biasanya merasa dirinya sayang pada anaknya. Karena dia ingin anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik dari dirinya sendiri. Namun bila kita telaah lebih jauh, model orang tua seperti ini biasanya lebih sayang pada dirinya sendiri, karena mereka kadang tidak merasa betapa anaknya merasa tersiksa saat anaknya berusaha untuk memenuhi keinginan orang tuanya. Rasa gengsi yang tertanam di dalam hati sang ayah, membuat sang ayah merasa malu malu bila anaknya tidak bisa menjadi lebih dari dirinya dan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Kalau anaknya memang menyukai dan bisa menikmati jalan hidup yang disediakan orang tuanya sih tidak apa-apa, yang berbahaya biasanya bila sang buah hati tidak “sreg” dengan bidang atau jalan yang dipilihkan oleh orang tuanya.

4. Tidak pandai menemukan bakat dan minat anak
Banya orang tua, yang mungkin karena kesibukan mereka, tidak sempet mengenal buah hatinya dari segi bakat dan minta mereka. Mereka biasanya lebih menilai prestasi anak dari nilai raport anak-anaknya. Kalau nilai raportnya baik, maka orang tua akan merasa bangga. Kalau nilai rapornya kurang baik, maka mereka akan kebakarang jenggot. Padahal disamping dilihat dari nilai raport, setiap anak memiliki kemampuan yang unik, yang biasa disebut dengan bakat. Padahal, semakin dini bakat itu diasah, maka bakat tersebut akan menjadi semakin mudah bertumbuh dan akan semakin berguna kelak pada saat mereka dewasa.

5. Membanding-bandingkan dengan saudara kandungnya.
Memiliki teladan yang baik tentu bukanlah hal yang buruk. Apalagi bila sumber teladan tersebut adalah saudaranya kandungnya sendiri. Yang menjadi masalah adalah pada saat kita menganakemaskan salah satu dari mereka. Tentu saja ini akan membawa pengaruh yang tidak baik, terutama pada pihak yang merasa dipandang lebih rendah. Walupun mungkin sang adik lebih cerdas dari kakaknya, jangan sampai kita memperlakukan sang adik menjadi terlalu istimewa dibandingkan dengan sang kakak. Sifat iri yang tumbuh di dalam hati sang kakak, bisa menjadi sebuah dendam yang berlarut dan bisa memicu pertengkaran diantara mereka kelak. So.. meski sang adik lebih cerdas dari sang kakak, alangkah lebih bijaksanya bagi kita untuk tetap memperlakukan mereka secara adil. Bila mereka bertengkar, kita harus bisa menjadi pembawa damai dan menemukan pihak yang bersalah secara adil. Jangan sampai karena dia adalah anak emas, maka dalam berbagai hal dia harus mendapat segala yang baik.

6. Komunikasi yang kurang berjalan baik
Kesibukan orang tua juga biasa menjadi alasan dalam hal ini. Karena sibuk kerja untuk menimbun nafkah, maka orang tua menjadi melupakan betapa pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak. Pada intinya, komunikasi yang baik akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang biasa ada antara anak dan orang tua. Dan tentu saja hal ini juga untuk mengatasi masalah kecil berkembang menjadi masalah yang besar.

7. Terlalu memanjakan
Saking sayangnya pada anak, kadang orang tua jatuh pada dosa “terlalu memanjakan anak”. Dosa ini bisa membawa akibat yang tidak baik bagi buah hatinya. Misalnya kedewasaan anak menjadi sulit berkembang, mental anak menjadi mudah nge-drop, sulit mandiri, mudah bergantung pada orang lain, dan masih banyak hal yang lain. Contoh yang lain lagi adalah pada saat ada orang tua yang karena terlalu sayangnya pada anak selalu membela anaknya. Sehingga pada saat anaknya ada masalah pada anak yang lain, dia akan membela buah hatinya secara habis-habisan, tanpa bersikap bijaksana dan tanpa peduli apakah anaknya bersalah atau tidak. Bahaya banget neh yang sampai kaya gini,

8. Terlalu banyak larangan.
Saya memiliki teman seorang bunda. Pada waktu itu saya melihat anaknya sedang bermain pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah tetangga sebelah. Lalu saya bertanya pada beliau,”Bu… Kenapa anda membiarkan Dinda bermain pasir?” Dengan tenang bunda itu menjawab sambil tertawa,”Yah… Siapa tahu dia berbakat menjadi seorang insinyur pertambangan.” Yups… Itulah salah salah satu contoh sikap bijak dari seorang bunda kepada anaknya. Dia tidak mau bakat anaknya sulit berkembang karena larangan. Bermain pasir memang bisa menimbulkan penyakit, itu bisa terjadi bila sang anak tidak cuci tangan sebelum makan. Jadi kalau sang anak mau mencuci tangan dan kaki, atau bahkan mandi, terutama sebelum mereka makan, apa salahnya?

9. Tidak memahami fase perkembangan pribadi anak
Pola didik anak tentu saja akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan usia anak. Sebagai orang tua kita harus memahami hal ini. Misalnya, kapan anak-anak boleh mengenal facebook, bila anak-anak sudah menggunakannya, kita harus tahu kapan dan sampai kapan kita harus mendampingi mereka. Atau kapan kita membantu anak-anak dalam hal pendidikan di sekolah, dan kapan kita harus bisa melepaskannya agar bisa mandiri. Perkembangan kepribadian tiap anak memang berbeda-beda. Yang pasti anda harus tahu kapan HARUS menjadi PENGENAL, PENDAMPING, PEMBIMBING, dan PENGAMAT. Pengenal adalah pada saat anda mengenalkan pada hal-hal yang baru. Pendamping adalah saat dimana anda harus mendampingi mereka agar bisa meneladani kita. Pembimbing adalah saat dimana kita akan lebih banyak membimbing mereka dengan lebih banyak member nasihat daripada menemani mereka. Dan pengamat adalah saat dimana kita cukup melihat perkembangan mereka dan memberi masukan saat berbuat salah. Yang pasti jangan sampai kita terlalu cuek atau terlalu mem-protek mereka.

10. Bertengkar di depan anak-anak
Ini dia yang sering tidak kita sadari. Bertengkar itu biasa di dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Namun berusahalah untuk tidak bertengkar di depan anak-anak. Karena pada saat kita emosi, biasanya akan keluar kata-kata yang belum pantas sidengar anak-anak. Dan dengan bertengkar di depan anak-anak, kita juga mengajarkan anak-anak untuk selalu menyelesaikan masalah dengan cara panas lho...

Selasa, 05 Juli 2011

Tips Menjaga Persahabatan

tips menjaga persahabatan yang aku kutip dari bukunya Aa’ Gym yang berjudul Seni Menata Hati dalam Bergaul.

1. Hindari penghinaan

Apapun yang bersifat merendahkan, ejekan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, keadaan sosial dan lain sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah perasaan sakit hati serta rasa dendam

2. Hindari ikut campur urusan pribadi.

Hindari pula untuk ikut campur urusan pribadi seseorang yang tak ada manfaatnya jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik akan menimbulkan kemarahan.

3. Hindari memotong pembicaraan.

Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yang arif, niscaya kitapun berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerima.

Maka latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi dengan cara yang terbaik pada waktu yang tepat.

4. Hindari membandingkan

Jangan pernah dengan sengaja membandingkan: jasa, kebaikan, penampilan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa terhina.

5. Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya

Setiap orang memiliki kawan yang disukai dan orang yang dibenci.

Membela musih maka dianggap bergabung bersama musuhnya, begitu pua mencaci kawannya berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri kita menginginkan kebaikan dari semua pihak, dan sadar bhawa untuk berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.

Tahapan awal yang prioritas dilakukan adalah harus memperbanyak kawan bukan memperbanyak musuh.

6. Hindari merusak kebahagiaannya

Bila seseorang sedang bersuka cita, bergembira ria dan berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan merusak kebahagiannya, misalkan ada seseorang yang merasa beruntung mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tahu persis bahwa barang tersebut buatan dalam negeri, bahkan dijual di pasar umum. Maka kita tak perlu menyampaikannya hanya semata karena ingin bicara belaka, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh tersebut.

7. Jangan mengungkit masa lalu.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kitapun demikian memilikinya, maka jangan pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal ini seperti kita sama dengan mengajak bermusuhan karena mencemarkan kekurangannya.

8. Jangan mengambil haknya.

Berhati-hatilah terhadap hak-hak orang lain baik berbentuk materi ataupun non materi, setiap gangguan terhadap hak harta, waktu tenaga, ketenangan, atau hak pribadi lainnya niscaya akan menimbulkan rasa tidak suka dan perlawanan, yang tentu akan merusak hubungan.

9. Hati-hati dengan kemarahan

Bila anda marah, maka waspadalah karena kemarahan yang tak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang sangat melukai dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik dilingkungan manapun.

Kita harus mulai melatih diri mengendalikan kemarahan sekuat tenaga, jikalau memang kemarahan itu tetap terjadi, pilihlah kata-kata yang paling tidak melukai, sederhanakan dan persingkat kemarahannya, dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andaikata ucapan dirasakan berlebihan.

10. Jangan menertawakannya

Sebagian besar dari sikap menertawakan seseorang karena kekuranggannya, baik sikap, penampilan, bentuk rupa/badan, ucapan, dan lain sebagainya, dan ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan akan mengundang rasa sakit hati.

11. Hati-hati dengan penampilan, bau badan dan bau mulut.

Tidak ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan/mulut kita, karena penampilan ataupun bau badan yang tak segar akan membuat orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin menghindari kita.

Penampilan yang rapih, segar, harum, insya Allah akan lebih mengakrabkan.

Jumat, 10 Juni 2011

Arti Kesetiaan

Hari ini Dinda akan berangkat ke Australi untuk sekolah. Tapi sebelum berangkat, Dinda merasa punya feeling yang gak beres. Semua teman-temannya yang kemarin sudah mengikhlaskan kepergiannya, mendadak melarangnya untuk pergi. Tapi Dinda ngotot untuk pergi, karena menurutnya sayang bila kesempatan emas dilewatkan. Besok tes sudah dimulai, dan tentu saja nanti sore ia sudah harus tiba disana. Ibunya sudah menunggunya di Australi dan telah menyiapkan apartemen tempat ia akan tinggal.
“Teman-teman, gw bakal balik ke Jakarta tiap liburan, kalian gak usah sedih gitu dong..” Kata Dinda dengan diiringi air mata dipipinya.
“Din, apa gak lebih bagus ditunda, entah mengapa kita punya firasat yang gak enak banget nih” Kata salah satu teman Dinda bernama Reni.
“Gak, kan jadwalnya keberangkatan pesawat sekarang.”
“Din, kita bakal kangen berat sama Loe” Kata Ivan teman dinda yang itam, gendut, dan mukanya yang abstrak dengan jerawat yang gak beraturan letaknya.
Tiba-tiba mata Dinda menuju keseseorang yang dari tadi hanya berdiri diam di depannya.
“Frans, pliss.. tunggu aku, aku bakal balik kok tiap libur, lagi pula meski jarak kita jauh, asal ada kepercayaan, kita pasti bisa ngejalaninnya. Kita kan masih bisa telepon2an, atau chating-chatingan?”
Dinda mecoba berbicara pada rang yang sangat ia sayangi yang dari tadi hanya memandangnya dengan kerisauan. Dina menggenggam kedua tangan Frans
“Ia.. aku tunggu kepulangan kamu sayang.” Balas Frans sambil mncoba tersenyum, dan membelai kepala Dinda .
Dinda pun berangkat dengan taxinya. Ia hanya ditemani oleh Rei. Teman-teman yang lain, juga Frans tidak dapat ikut mengantar sampai bandara karena akan mengikuti SPMB di UI. Sementara Rei, telah masuk UI jurusan Kedokteran melalui PMDK.
Saat di Taxi, entah mengapa Dinda gak berani menutup pintu taxi itu. Ia sangat ragu dengan keputusannya. Tapi akhirnya, ia pun menutup pintu Taxi itu dan membuang jauh-jauh, pikiran jeleknya.Taxi dinda berangkat, dan semakin lama semakin jauh terlihat. Setelah haru yang mengantarkannya, kini ia pun menyiapkan dirinya dengan menghadapi suasana baru.
Hampir saja tiba di Bandara. Saat taxi tersebut hendak masuk tiba-tiba sebuah truk besar datang dengan kecepatan tinggi dan menghantam taxi yang ditumpangi oleh Dinda dan Rei. Rei yang sudah melihat sempat menyelamatkan diri dengan melompat, keluar Taxi. Awalnya dia sudah mengajak Dinda, tapi ternyata Dinda tidak ngeh dengan teriakkan Rei, sehingga dia tidak ikut lompat bersama Rei. Dan taksi itupun jungkir balik.
Rei yang sukses menyelamatkan diri itupun terkejut, tentu saja sebagai reflek ia berlari ke dalam taxi tersebut dan berharap pada sebuah kemungkinan bahwa sahabatnya masih memiliki kesadaran. Betapa terkejutnya dia saat melihat Darah dari kepala sahabatnya itu. Rei langsung teriak mencari pertolongan dengan histerisnya.

Dinda segera dibawa kerumah sakit terdekat. Rei segera mengabari teman-temannya dan tentu saja ibunda Dinda. Ibunda dinda berkata ia akan langsung ke Jakarta, dan mungkin akan tiba malam. Sedangkan teman-temannya baru bisa datang sore. Rei bingung. Ia hanya menangis di bangku tunggu di depan ruang UGD.
“Keluarga Dinda” Panggil dokter dan disambut dena kehisterisan Rei.
“Saya yang bawa dia kesini, saya yang membawanya, saya temannya, gimana kabar dia dok??”
“Dia masih bernyawa, tapi sampai sekarang di belum sadar. Ia mengalami geger otak. Dan pecahan kaca yang menancap dikepalanya sangat berpengaruh besar. Darahnya hampir habis, tapi untung kami memiliki persediaan darah yang sama dengan golongan yang dia miliki. Kemungkinan kesadarannya sangat kecil, saat ini ia sedang bergantung dengan alat-alat kedokteran. Disaat seperti ini hanya Tuhan yang tahu jalan selanjutnya nak.” Kata dokter. Yang membuat Rei semakin histeris.
Rei hanya terduduk lemas di depan ruang UGD. Ia pasrah pada keadaan sahabat baiknya itu. Dasar Rei bodoh, apa gunanya kamu selamat kalu akhirnya sahabat kamu meninggal? Sesalnya dalam hati.
Tak lama kemudian, teman-temannya datang, tapi Rei sudah tidak sanggup berkata lagi. Keadaannya tak lain dan tak lebih sudah terlihat seperti orang gila. Matanya bengkak, mukanya pucat, rambutnya berantakkan, bajunya kotor, dan ia hanya terdiam lemas dilantai.
“Rei, apa yang terjadi dengan Dinda? Ceritakan Rei!!” Teriak Frans sambil menggoyang-goyangkan tubuh Rei. Rasanya ia memang ingin sekali menjawab tapi entah mengapa muluinya sulit untuk digerakkan.
"Udahlah,mungklin rei masih syok Frans. Kita biarkan saja dia nenangin dirinya dulu, percuma kita ajak dia bicara sekarang, ia mungkin masih tak sanggup.” Reni mencoba menenangkan Frans.
Tak kuat menahan air mata, Frans menangis, kemudian ia berjalan ke ruang UGD. Di sana ia meratapi nasib kekasih hatinya yang terbaring tak berdaya dengan alat-alat yang sedang berusaha menyelamatkan nyawanya.
“Dinda sayang, jangan pergi, jangan tinggalin aku sayang, kamu udah janji sama aku,kalau kamu akan kembali lagi, ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri.” Gumam Frans.
“Rei, lw kok kotor sich, tadi lw lompat dari taksi dengan bekal taekwondo lw ya?” Tanya Reni mencoba memancing Rei berbicara.
“i.. ia Ren, seandainya gw gak turun, mungkin gw bakal sama dia sekarang.” Bisik rei yang sudah mulai sanggup membuka mulutnya. “Apa yang terjadi rei?” Tanya Frans dengan nada yang sudah mulai lembut. Rei memandang 3 sahabatnya lagi, iVan , Esti, dan Reza. Sepertinya mereka juga menanti jawaban Rei.
Rei berusaha menceritakan semuanya. Dengan susah payah sambil terisak-isak ia menceritakan segalanya. “Di sini lw gak salah Rei, ini udah takdir. Lw gak sengaja melakukan ini, itukan hanya sebuah reflek.” Kata Esti menghibur rei yang dari tadi hanya menyalahkan dirinya.
“Iya rei, sekarang kita Cuma bisa berdoa. Percuma menyalahkan diri sendiri, itgu gak akan bikin DSinda sadar.” Balas Reza smabil memegang bahu Rei.

Hari demi hari, hingga 4 bulanpun berlalu. Ivan, Esti dan Frans,dan Reni diterima di fakultas yang sama di UI. Dengan jurusan yang berbeda-beda. Sedangkan Reza, karena tidak diterima, iapun kuliah di Trisakti. Mereka selalu menjenguk Dinda yang sampai saat ini belum sadarkan diri.
Soal keuangan lancer-lancar saja, karena sesuai denagn fakta yang ada, orang tua dianda memang adalah orang yang sangat kaya. Ayahnya memiliki banyak usaha, Dan ibunya adalah seorang pengacara yang cukup terkenal.

Suatu hari, ketika mereka kembali berkumpul diruangan tempat Dinda berbaring. Mereka mulai mnyadari ada seseorang yang tidak pernah ikutan lagi menjenguk Dinda. Sesorang itu adalah Reza. Rei sangat sedih atasa perbuatan Reza, ia tidak mau menjenguk Dinda lagi karena telah menemukan teman-teman yang baru, dan Rei kecewa saat terakhir Reza menjenguk Dinda, ia sempat bilang bahwa menjenguk Dinda hanya membuatnya capek. Karena dengan melakukan hal rutin seperti itu berarti ia sudah berharap pada sesuatu yang tak mungkin. Denan kata lain, Reza percaya bahwa Dinda terlah meninggal. Tentu saja , Rei menentang hal tersebut secara terang-terangan. Ia sangat percaya bahwa Dinda sedang berjuang untuk bertahan hidup.

Akhirnya 6 bulan berlalu.perlahan Esti dan Ivanpun mulai capek menjenguk Dinda. Mereka mulai ikut percaya bahwa Dinda telah meninggal.
“Kalian memang bukan sahabat sejati,gw percaya banget, suatu hatri nanti dia pasti akan membuka matanya. Dan saat itu kalian yang selalu mengaku sahabat sudah gak ada didepan matanya lagi?? Apa kalian tega?” Awalnya mereka berpikir untuk tetap setia. Tapi ternyata kesetiaan mereka tidak cukup kuat untuk tetap mempertahankan mereka menanti kesadaran Dinda.

8 Bulan pun berlalu. Reilah yang selalu datang untuk menurus Dinda.Kadan ia gantian dengan ibunda dinda untuk menjaga dinda. Dengan setia ia melap tubuh dinda.
“Dinda, buka mata loe? mau sampai kapan lw tidur?Semua teman-teman kita sudah ninggalin kita Din, terutama ninggalin loe. Tapi gw janji akan tetap bersama loe disini.” Bisik Rei saat Rei sedang melap tubuh dinda.

Rei selalu menjenguk dinda,hampir tiap hari.Sedangkan Reni dan Frans jarang.kalu Reni takut kuliahnya keteteran, jadi dia hanya menjenguk Dinda 1x seminggu.Sedangkan Frans, semakin hari semakin jarang.

Hari ini genap dinda 9 bulan dirumah sakit.Frans putus asa. Ia pun datang dan berbicara disebelah Dinda.
“Dinda, sebenarnya kamu masih hidup gak sich? Aku semakin gak percaya kalu kalu masih punya kesadaran. Apa karena alat-alat ini maknya kamu bertahan? Maafin aku din,aku gak bisa nunggu kamu terus-terusan.Aku sangat sayang sama kamu.Tapi sepertinya sampai disini aja hubungan kita. Kamu beruntung punya sahabat sebaik Rei,tapi maafn aku, karena gak bikin kamu beruntung punya pacar kayak aku.” Ucap Frans dengan air mata. Stelah mencium bibir Dinda untuk yamng terakhir kali.iapun keluar dari ruangan itu, dengan penuh penyesalan.
PLAK. Satu tamparan melayang ke pipi Frans ketika ia keluar dari ruangan itu.
“Lo gak pernah ya mencintai Dinda. Menunggunya aja loe gak sanggup? Teriak Reni yang ternyata dibelakannya juga sudah ada Rei yang diselimuti dengan amarahnya juga.
“Reni!! Rei, maafin gw. Gw memang bukan yang terbaik buat dia. Tapi gw harus lanjutin hidup gw. Gw gak bisa bertahan lagi. Dia udah punya kalian. Suatu hari nanti akan ada orang yang lebih bisa mengerti dirinya disbanding gw.” Kata frans dengan wajah yang sangat pucat.
“Bacot lw.. pergi aja lw sana. Dan ingat. Setelah lw pergi, jangan pernah balik lagi kesini” Teriak Reni dengan tatapan yang membuat Frans takut dan terdiam.
“Rei..”
“PERGI!!” teriak Reni lalu masuk keruangan Dinda
Frans hanya memandang 2 gadis tersebut yang telah masuk keruangan dinda dan mereka menangisi keadaan Dinda.Ia tak berdaya. Ia sudah tertarik dengan wanita lain.

Seminggu setelah kejadian itu, Reni datang sendirian ke kamar Dinda. Ia memegang tangan dinda, dan menggoyang-goyangkannya.
“Dinda.. buka matamu kalau kamu memang masih mengakui aku sahabat kamu.” Canda Reni sambil memberikan senyum pada Dinda. Dan betapa terkejutnya Reni saat itu jari-jari Dinda dinda bergerak. Dnan mata dinda perlahan mulai terbuka.
“DINDA??” Teriak reni tak percaya. Dinda berusaha membuka matanya. Dan akhirnya berhasil. Ia terlihat bingung saat melihat wajah Reni.
“Dinda!!” zteriak Reni sambil memeluk tubuh Dinda.
“Sakiit”rintih Dinda.
“Oh maaf, mungkin gw terlalu semangat. Yaampun akhirnya loe sadar juga, gw dah menanti-nanti loe din.Tak lama setelah dinda sadar, Rei pun datang. Reaksi yan g diberikannya sama, mungkin lebih heboh dari Reni.
Karena kurang lebih 9 bulan tubuh dinda tak pernah dipakai, ia jadi sulit bergerak, tubuhnya kaku. Bibirnya juga sulit digerakkan. Dan ia terkena Amnesia.
Akhirnya orang tuanya mengikutkannya ke terapi khusus. Reid an Reni juga membantunya untuk mengingat semuya masa lalunya. Namun semua tentang Esti, Ivan, Frans, dan Rezza, dikubur-dalam-dalam oleh Rei dan Reni, karena mereka tak mau Dinda sedih.. Mereka ingin dinda melupakan semua masa lalunya. Tentu saja mereka juga menyembunyikan diary, buku tahunan dan semua yang memungkinkan Dinda untuk mengingat masalalu persahabatan mereka dalam sebuah geng yang gak bernama itu.

3 bulan terapi, akhirnya dindapun sudah bisa kembali menggerakkan tubuhnya itu.untuk tidak ada masalah pada bagian kaki, jadi ia bisa jalan dengn normal. Hanya saja luka pada tangan kiri membuat tangan kiri tidak dapat digerakkan dengan mudah.
Dengan bantuan Reni dan Rei, setelah kesembuhannya. Tahun ajaran berikutnya, dinda berhasil lulus SPMB jurusan hukum di Universitas Indonesia. Setiap hari ia berangkat dengan Rei .

Berita tentang masuknya Dinda ke Universitas Indonesia, sampai ke telinga mantan teman-teman Esti dan Ivan dan Reza, dan mantannya yang bernama Frans. Hal ini dimulai dari ketidak sengajaan Ivan bertemu dengan Rei yang sedang turun dari mobil dan diikuti oleh Dinda.

Melihat itu ia langsung menemui Frans.
“Frans..” Teriaknya dari kejauhan. Frans berhenti begitu mendapati temannya sedang berlari-lari tak jelas.
“Apa?” Tanya frans Bingung.
“Din.. dinda.. Dinda kuliah disini.” Ivan berusaha berbicara sambil masih ngos-ngossan.
“Apa? Lo gag salah liat kan? Emang dia udah sadar?”
“EH, itu dia sama Rei tadi, lo mau bilang gw kangen sama Dinda sampai-sampai salah liat gitu? Kalo lo gag percaya jalan aja lo kearah fakultas hukum, ntar lo dapetin deh tu MANTAN lo.” Omel Ivan pada Frans dengan mempertegas kata mantan.
Frans hanya terbengong, dalam hitungan beberapa detik ia berlari meninggalkan Ivan yang masih kesel dengan ekspresi ketidak percayaan Frans.

Ivan mampir dikantin, disana ia mengirimkan sms pada Esti dan Reza tentang kehadiran DInda di Ui. Setelah itu ia menyntap makanan yang sudah dipesannya . dinda sudah sadar? Ia masih belum percaya akan hal itu. Ia jadi sangat nyesal ikut mengatakan Dinda sudah meninggal dulu. Rei dan Reni cerita gag yah tentang hal itu. Pasti Dinda kecewa berat deh. Kalo tau. Pikirnya.

Frans memelankan langkahnya. Ia melirik sana sini dan berusaha mencari sosok seorang wanita yang sudah sangat ia rindu. Setengah jam sudah ia berjalan, ia masih belum menemukan sosok Dinda juga. Semakin percayalah dia pada keyakinannya bahwa Ivan memang mengigau atau salah liat orang. Bahkan sosok Rei dan Renipun tidak ia temui. Akhirnya ia putus asa, karena tak kunjung menemui sosok Dinda ataupun Rei dan Reni, ia memutuskan untuk kekantin dan marah-marah pada Ivan. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk bertanya pada Reni dikelasnya. Tapi mengingat kalau Reni sanagt Jutek, akhirnya ia mengurungkan niatnya. Dan kalau untuk mencari rei, ia tambah gak berani, bisa-bisa mati ditonjok deh dia sama tuh cewek.

Ketika ia sedang bejalan dngan hati yang kecewa karena harapannya bertemu dengan dinda hancur. Ia mendengar suuara ketawa seorang wanita yang sangat tak asing ditelinganya. Suara ketawa setengah ditahan, jadi terdengar seperti cekuka. Hehehehe. Ia berusha mencari sumber suara tersebut, dan hilanglah rasa kecewanya itu. IA mendatangi sumber suara itu dengan penuh ragu dan dengan penuh takut dan rasa bersalah. Ia paksakan untuk tersenyum semanis mungkin pada sumber suara itu.. bukan.. pada mantan yang masih disayanginya, Dinda.
“Dinda..” Panggilnya dengan penuh keberanian.
Dinda ang menydari namanya dipanggil seorang yang tak dikenalnya langsung kaget. Yaaah sebenernya lebih tepat disana belum ada yang dia kenal, secara dia baru seminggu disana. Dia kagetlah ada yang mengenalnya selain kedua temannya. Rei dan reni yang saat itu duduk disebelah Dinda melotot kepada Frans. Mereka memandang Frans dengan tatapan yang seandainya pisau mampu menembus tubuh manusia.
“Ia.. syapa yah..” Tanya dinda lembut.. sambil mencoba mengingat rasanya kok aku pernah mengenal dia yaah?
Rei semakin tajam melotot pada Frans. Sekilas dia melirik Reni melakukan hal yang sama. Tapi karena Frans tak juga menanggapi pandangan Rei dan Reni, akhirnya Rei duluan mengambil tinakkan.
Ketiak Frans ingin berbicara lagi, Rei mendadak berdiri. Ia menarik tangan Frans dengan kuat dan membawanya menjauh dari hadapan Dinda.
“Loh?” Dinda bingung sekali melihat kejadian yang terjadi begitu cepat tapi aneh. “Ah Din, kita keperpus aja yuk, disini gag aman wat lo. Ajak Reni pada dinda begitu melihat Dinda mencoba mengingat siapa Frans, dan Dinda hanya menurut.

Plaak… satu tamparan mendarat dipipi Frans. Frans hanya meringis kesakitan. (beginlah berurusan sama anak taekwondo, kerjanya main fisik!)
“Ngapain loe nemuin Dinda lagi?” Tanya Rei dengan galak, namun suaranya bergetar. Namun Frans hanya terdiam.
“Ngapain Loe nemuin dinda Lagi?” Kali ini Rei teriak dan suaranya tegas.
“Apa salah, kalau gw.. gw.. mau meperbaiki semuanya..?” Frans menjawab dengan sangat hati-hati.
“Gak da yang harus lo perbaiki lagi Frans!!” TERiak Rei lagi. Tiba-tiba ia menangis, dan tak berkata-kata sesaaat.
“Frans.. Dinda amnesia. Dan gw sama Reni, gak mau dia ingat sama Reza, Esti dan Ivan, dan LOE!! Lo gak boleh dan gak berhak ganggu dia lagi. Lo gak pernah sayang sama dia Frans. Lo Cuma maenin dia. Kalo lo datang dalam hidupnya lagi, lo Cuma akan menyakitinya Frans. Gw tau lo gak jadi pacaran sama Esti, tapi lo udah tega ninggalin di, disaat dia butuh kekuatan dan kesetiaan dari lo. Lo bukan cowok yang panntas buat dia Frans, lo harus sadar itu.” Rei terdiam. I mencoba menghapus air matanya.
“Maavn gw…”


“Reni, syapa sih orang tadi, kok rasnya gw kenal. Tapi kok gw lupa yah. Bego banget gw yah.. “
“Ah, perasaan lo aja kali, lo gag pernah kenal dia tau.” Jawa reni seadanya.
Dinda memanyumkan mulutnya, tandanya ngambek. Tapi Reni tidak menyadarin hal itu.
“Tapi kok Rei menjauhi dia dari gw? Pasti dia ada apa-apa sama aku. Kasih tau aja Ren, meski menyakitkan gpp kok.” Bujuk Dinda pada Reni, Tapi Reni hanya trdiam. Tiba-tiba rei datang sambil ngos-ngosan, kayak barui lari keujung dunia aja ni anak . Pikir Dinda.
“Heh, gw nyari loe berdua kemana-mana chuy.. rese de.” Omel Rei sambil mencoba menetralkan nafasnya.
“Hei Rei, syapa cowok tadi?” Tanya Dinda to the point tanpa mempedulikan Keadaan Rei yang sedang ngos-ngossan.
“Di..dia..” Rei bingung harus menjawab apa. Ia melirik ke arah Reni dan ia tak menemukan alasan untuk menjelaskan siapa cowok itu.
“Dia Cuma ngefans aja sama lw kok.” Jawab Rei ngasal.
Ya dinda memang orangnya ciurigaan, bahkan alanas Rei itu, yang sungguh aneh dan tak masuk akal, sebenernya masih membuatnya bingung dan curiga, tapi dia memutuskan mengakhiri pembicaraan tentang topik itu, dan menyimpan rasa curiganya.

Sampai dirumah Dinda melihat kamarnya berantakkan. Dia baru sadar ternyata ia sudah seminggu tak merapikan kamarnya..
“TIDAAAKK” Teriaknya ketika melihat kamarnya bergitu berantakkan.ENtah mengapa tubuhnya bergerak sendiri seolah memaksanya untuk lebih dulu menyusun pakaian yang sudah diseterika mbak ina kedalam lemari pakaiannya.
Saat ia mengeluarkan ii lemarinya yang ternyata juga berantakkan, ia menemukan sebuah buku pink. Dan dengan penuh penasaran ia mengambil buku itu dan mulai membukanya. Ia membaca buku itu halaman per halaman, dan a terkejut.


Disamping itu, dalam waktu yang bersamaan, Reni dan Rei, tidak langsung pulang kerumah. Setelah mereka mengantarkan Dinda, dan tak singgah dirumah Dinda dengan alasan masih ada acara, mereka mampir disebuah rumah makan, mereka memesan makanan dan makan bersama sambil bercakap-cakap.
Rei: hmmm.. Ren, gimana yah kalo suatu hari Dinda inga semuanya, atau si Frans berusaha mengingatkan masa lalu pada Dinda?”
Reni” Kita cegah aja supaya jangan deh sampe terjadi hal itu. Kita harus awasi DInda tiap saat, supaya baik Fras, Esti, Ivan, atau syapapun itu gag ada kesempatan buat ngembaliin memori Dinda.
Rei: Kalo dari faktor lain mereka tau, misalnya.. ?
Reni: Apa? Diary? Kan udah kita amanin..
Rei:Iya yah? Heheheh ..
Terdiam sesaat sambil asik menikmati makanan masing-masing.
Reni:Ehhh..ehh.. tapi rei, gw kemarin udah baca loh diary Dinda.
Ria :Wah parah lo.. Tapi gpp sich, terus emang kenapa? Kok heboh?
Reni: Kok gak ada yah cerita bagian waktu dia mengagumi Frans??


Hari ini, pagi ini, asanya Dinda bener-bener gundah. Dari kemarin ia selalu bertanya dalam hatinya, apa benar cowok itu Frans? Atau dia Ivan? Tapi ivan gendut. Atau dia Reza?? Lalu syapa juga Esti? Kenapa yah dalam diary ku Reni dan Rei harusnya kenal mereka semua, dan mereka semua adalah temanku, kenapa Reni dan Rei gak memperkenalkanku pada mereka? Jaha sekali mereka. Mereka bilang kalo Cuma mereka berdua temanku dari dulu? Jahat sekali.

Brrmmm.. Suara mobil terdengar dari luar gerbang rumah Dinda. Dinda kaget mendengarnya, ia kaget, dan gak tau harus gimana menghadapi temannya itu. Ia segera masuk dan mengunci kamarnya setelah ia meminta tolong pada mbak ina untuk bilang bahwa ia sudah pergi duluan.
“mbaaak..” Terdengar suara Rei memanggil Mbak ini.
“Iya non..”
“Looh.. si gedeng mana, si Dinda?”
“Ngg. Udah berangkat tuh non, katanya pengen nyoba sendiri” Jawab mbak ina berbohong.
“hah? Sendiri? Yaudah deh, qu berangkat yah..” Terdengar Rei kecewa karena tak menemukan Dinda.
Setelah Dionda memastikan Rei sudah keluar, dan mobilnya sudah pergi ia keluar dari kamar.
“mbak, aku pergi yah” Pamitnya pada mBak Inda.

Sampai di kampusnya ia, ia berjalan ke arah kelasnya. Dan ketika itu juga ia bertemu dengan pria yang kemarin menyapanya.
Frans yang menyadari keberadaan Dinda dideaktnya segera menghindar dan pergi. Tapi Dinda yang juga sudah melihat Frans langsung tak sabaran membongkar rasa penasarannya, ia mengejar Frans dan mencoba menggapai tangannya, ia berlari akhirnya ia berhasil memegang tangan frans.
Entah mengapa, inda merasa kejadian ini sudah pernah terjadi. Dinda yang sudah berhasil meraih tangn Frans dan menghentikan Frasn, hanya bis aterdiam dan menatap Frans dengan dalam, walaun ia menatap Frans tapi sebenarnya pikirannya bekerja pada hal lain, pikirannya mencoba mengingat masa lalunya.
“Ini dahpernah terjadi din.” Akhirnya Frans mencoba mengangkat bicara duluan ambil ngos-ngossan. Dinda mengerutkan keningnya mencoba menginga masa lalu.
“Waktu kamu marah sama aku gara-gara aku siram kamu didepan teman-teman kamu,, Dan aku berusaha terus ngejar kamu. Kamu berlari begitu cepat. Tapi tetap saja akhirnya aku berhasil nangkep pergelangan tanganmu. Dan aku berhasil menyatakan perasaan aku.” Frans dengan ragu menceritakan masa lalunya, seolah dapat membaca pikiran Dinda.
“Sayang, sekarang kamu yang ngejar aku.” Lanjut Frans.
“Kamu...?”
“aku..? Knp sama aku? Apa setelah 9 bulan kamu tidur, kamu gak ingat sama aku..? AKu Frans ..”
Dinda terkejut. Matanya membulat membuat wajahnya yang mungil terlihat lucu. Ia sangat tak menyangka Frans. Orang yang dulu ia cintai. Tiba-tiba seseorang menarik bahu Dinda. Dan menariknya kebelakang dengan kuat. Dan Tiba-tiba muncul Reni dari belakang Dinda (sudah pasti pemegang bahu Dinda adalah Rei.).. PLAK. Ia menampar Frans dengan begitu kuat.
“Baguus.. Puas lo.. ngapain lo ceritain ke Dinda tentang hal itu? Percuma, Dinda gak bakal ingat sama makhluk busku kayak lo, lo itu bukan syapa-syapa dia. Mending lo pergi jauh-jauh deh, dia gak kenal sama lo.” Bentak TReni pada Frans. Ternyata saat itu Esti dan Ivan juga sedang lewat daerah itu. Mereka tanpa sengaja melihat kejadian itu, dan memberanikan diri mendejkat.
“Reni..” Sapa esti pada Reni yang masih emosi.
“Ngapain klo kesini juga?” Bentak Reni pada Esti.
“Kok lo kasar sama kita? Gw kebetulan kewat aja kok.. , ada apaan sich ni, kok lo nampar Frans/”

Akhirnya Ria melepas bahu Dinda dan melangkah maju kedepan Dinda.
“Kenapa? Lo mau ditampar juga? Untung lo semua kumpul, lo semua itu sampah tau gak!! Lo jangan pernah nemuin kita lagi deh sama Dinda. Kita gak butuh pengkhianat kayak lo semua tau!!” Rei membuka mulutnya namun hanya berkata kasar.

Dinda merasa kepalanya pusing, ia merasa aneh dengn kejadian didepan matanya yang begitu chaos. Semua terjadi begitu saja membingungkan.
“Tidaaaaaaaaaaaaaak..” Teriaknya. Ia sangat sedih melihat teman-temannya marah-marah gini. Ingin ia menangis (udah nangis deh), mungkin merekakah yang ada dalam diary ku? Ia merasa kepalanya semakin sakit, ia mencoba menahan dengan memeras rambutnya.. Tapi. Kenapa..? Kenapa .. tiba-tiba sekitarnya terlihat gelap. Semakin gelap..

“Rei. Nanti, kalau gw udah nikah. Lo mesti bantuin gw beres-beres rumah pas gw hamil.” Ucap dinda dengan lugunya.
“hah? Ogah deh, kalo disuruh jaga lo pas belanja gpp. Tapi ditraktir yee.. hehehehe..”
‘hiii.. Mata duitan Rei!! Eh din, kita ntar rumahnya bersebelahan yah, dan kalo anak kita sepasang, kita jodohin aja, gimana?” Tanya Esti pada Dinda yang manyuun mendengar tanggapan Rei.
Dinda mengangguk kepalanya, dn mereka teraw bersama. Reni datang membawakan minuman dan mereka menikmatinya. Tapi tiba-tiba byuuurr… Seember air membuat badan Dinda basah kuyub. Dinda yang kaget plus malu mukanya langsung merah. Teman-temannya yang kaget dengan kejadian itu reflek tertawa ngakak.
‘Dinda basah, eh menid kok didepan umum. Wakkakkakk.” Ledek Ivan pada Dinda.
Dinda memberanikan diri melirik kebelakang, ternyata itu perbuatan Frans. Rasn dengan santai hanya tersenyum.
“Hehehehehe.. supriise.. nih din, emang bukan ultah lo, tapi gw Cuma mau ngomgng sesuatu dan ngasi ini, gw mu bi..” Belum sempat Frans menyelesikan kata-katanya, Dinda mengambil sebuah kotakyang dibungkus ping rapih, dan d=melemparnya kuat-kuta. Frans yang terkejut reflek memasang muka mara. Semua orang menghentikan aksi tertawa mereka. Tanpa disaari oleh Dinda, air matanya sudah mengalir, dan ia berlari kencang. Ia keluar dari taman dekat ruma Rni. Dan terus berlari tanpa tujuan. Akhirnya ia sampai dipinggir sungai didepan perumahan Tempat Reni tinggal. Ia duduk dibawah pohon dan menangis. Ia malu!
Sementara itu Frans bingung haus gimana ia memungut kado yang sudah dibungkusnya dan menatapnya dengan kecwa.
“Kok lo nyiram dia Frans?” Tanya Reni.
“Gw pengen nembak dia, dan kasih dia baju baru, dan gw pengen dia segra pake ini. Kalua dia basah kan dia langsung ganti bajau” Jawab Fans dengan lugu.
Ya.. saat itu iamereka semua memang anak yang lugu, mereka masih kels 2 SMP.
“Kejar Frans.. gimanapun dia butuh penjelasan dan hiburan.” Reza berkata dengan penuh bijaksana sambil menepuk bahu Frans seolah memberi kekuatan dan duungan.
Frans mengangguk sesaat dan berlari mencari Dindaa.

Fran berlari. Ia sudah hapal betul Dinda, dari kecil ia sudah berteman baik dengan Dinda. Dinda kalu marah pasti akan berlari lurus, dan mencari tempat yang nyaman, yaitu sungai. Ya, dan dengan cepat Frans pun menemui Dinda menangis dipinggir sungai, dibawah pohon.
Frans mendatangi Dinda dengan gati-hati.Bru saja Frans mau duduk, Dinda sudah berdiri, dan berlari lagi, Frans langsung mengejarnya, dan berhasil meraih tangnnya.
“din, maavn aku yah..” Frans mulai berbicara dengan hati-hati.
“Gag perlu. Lo emang jahat Frans, tea lo mempermalukan gw.” Dinda bebicara ditengah tangisnya.
“Din, “ Fran mencoba menaik tangan kiri dinda.
“Liat sini din..” Kali ini frans mnarik kedua tangan dinda, dan memaksa dinda melihat keaeahnya. Dinda menarik kedua tangannhya dengan kasar, dan masih menangus.
“Apaan sich” Bentaknya, namun masih nurut untuk melihat ke arah frans. Frans menarik lagi kedua tangan Dinda dan menggenggamnya kuat, membuat Dinda pasrah saja. Kali ini jantung frans begitu berdebar, namun ia tetap memberanikan diri untuk berbicara.
“Din, aku gak ada maksud mempermalkan kamu, aku sayang sama kamu, tadi aku nyiram kamu, supaya kamu langsung bisa memakai baju yang mau aku kasih ini, dan aku mau bilanhg kalau aku.. aku suka sama kamu.”
Dinda kaget mndengarya. Ia terdiam sesaat, dan akhirnya ia menangis lagi, ia makin kuat menangis, tapi sekarsang tangisnya sudah menjadi tangisan bahagia dan haru, Frans memeluknyadengan hangat. Dandinda membalas pelukkan Frans itu.
“Aku ayang kamu dinda, kamu mau gak jadi pacar aku? Bisik dinda..
“Ya..” Jawab dinda sambil menganggukkna kepalanya.




Kepala dinda terasa lebih baikkan. Rasanya tadi dia bermimpi, tapi pernah terjadi. Ia membuka pelan-pelan matanya, dan sekitarnya berwarna putih.
‘Dmana nih??” Tanyanya setelah mendapatkan Rei berada disebelahnya.
‘i..ini dirumah sakit” jawab Rei.
“Mana Frans, Esti, Ivan, dan Reza.” Anya Dinda pada Rei. Rei begitu kagt mendengarnya. Ia kaget tak menyangka kalu Dinda sudah ingat semuanyaa.
“Mereka.. mereka diluar..” Jawab Rei akhirnya kaena tak punya pilihan.

Frans, Esti, dan Ivan lah yang hadir, karena kabarnya Reza sedang tugas di Yogya. Dinda menatap mereka. Ia tersenyum. Ia sudah mulai mengingat samar-sama r tentang mereka dan kenangan bersama mereka.
“Maavn kita Din, kita udah ngeklukain hati lo, kita gak oantas disebut sahabat ataupun temen lo, kita udah kejam sama lo.” Estiberbicara dengan takut-takut, Rei dan Reni kali ini hanya diam. Wajah mereka pucat dan takut. Sudah banyak mereka berbihong pada Dinda.
“Teman.. semua sudah berlalu, Reni, Rei, kalian udah bohongin gw.. kalian tega banget, tapi gw sadar itu semua buat ngejaga perasaan gw, gw tau kalian sayang sama g.” kata Dinda begitu melihat Reni dan Rei ketakutan.
“Esti, Ivan.. Gw udah maavn kalian kok. Entah syapa yang harus disalahkan disini. Gw kah karena gak sadar-sadar, atau kalian? Apapun tiu, tapi gw gak pengen bahas itu lagi, dan musuhan gara-gara itu. Kita gak tau kapan hidup kita berakhir. Apa salahnya kita ulang perasahabatn kita dari awal?” Dinda berkata pada Esti dan Ivan, dan karena terharui Esti menangis. Tak lama kemudian ia memeluk Dinda.
:”Maafn gw zDIn, lo dari dulu emang baiik banget sama gw. Gw jahat banget sudah ninggalin lo!!”


Dua hari dirumah sakit, Dinda langsung diizinkan pulan oleh Dokter. Frans dan Reni yang menghantarya. Saat ini hubungan Dinda dan frans hanya sebatas teman. Sampai saat ini Dinda belum pernah sedikitpun berbicara dengan Frans, begitu puila Frans.
Tapi merekas usduah berdamai.
“Din, hari ini teman-teman yang lain bakal dateng kerumah nyambut lo, lo istirahat gih dulu.” Kata Reni pada Dinda setelah sampai dirumah.
“Ah gak, gw mau ketaman sebentar, boleh kan?” Tanya Dinda ada Reni.
‘Oh, yaudah, jangan lma-lama bu..”

DInda berjalan sendiri kesebuah taman. Ya.. taman yang menyimpan keangan itu. Taman tempatnya disiram., Tempat dia dan teman-temannya sedang berkumpul.
“Din..” Tiba-tibda sebuah suara yang sangat dia kenal memanggilnya lebut.
Dinda menoleh kebelakang unuk melihat sosok sumber suara itu, sosok yang sebenranya sudah ia rindu. Sosok Frans Andira.
“Ya frans..” Sahut Dinda sambil tersenyim
“Maafn aku yah, aku mutsin kamu begitu saja. Aku.. aku sempat pacaran dengan Desi anak yang satu kampus dengan ku. Tapi, entah mengapa , kamu selalu terbayang dalam hatiku.. Akhirnya aku gak berani melanjutkannya, kami hanya awet 5 hari Din.’ Fran bercerita sambil memandang kearah langit.
Dinda tersenyumpolos..
“Udah 3 bulan ini, aku gak punya pacr.. Dan aku beruntung gak pacaran.. Karena.. ternyata Bidadariku belum pergi..”
“Oh ya?” Tanya Dinda sambil tersenyum senang. Ia menebak dalam hatinya bahwa Frans akan minta baklikkan.
“Kamu.. ah bukan.. kita.. apa kita bisa mengulang semuanya dari awal? Aku masih mencintai kamu, apa kamu mau.. mau kemali sama aku?” Tanya Fran sambil memegang kedua tangan inda, mebgulang kejadian yang tlah lalu. Dan dinda tersenyum,. Ia melepaskan dirinya, dan membenamkan tubuhnya dalam dekapan hangat Frans . Ia menganggukkkan kepalanya. Dan..
Byuuurr…

Seember air menyiram tubuh Frans dan Dinda. Tapi, Dinda dan Fran tak marah, mereka malah tertawa geli sambil makin memper erat pelukkan mereka.
“Kamu gak apa-apa kan sayang?” Tanya Frans pada Dina samli memegang kepalanya.
“Aku kedinginan, sayang?” awab Dinda manja.
“Hujan sial nih.. Kita bales yuuk..”
Dinda mengangguk kepalany.
“chiiiiiiiieeeeeeeeee..” Teriak Reni,, Rei, Esti dan Ivan berbarengan melihat Frans dan Dinda tak juga melepaskan pelukkan mereka.
“Kangen berat nih ampe gak bisa lepas?”
Teriak Reza ..
Dinda langsung melepas pelukan Frans begitu menyadari keberadaan Reza.
“Reza..” Teriak Frans dan Dinda berbarengan,
“Rezaa..” Teriak Dinda sambil berlari kearah Rez.
Plakk.. Pukul Dinda pada bahu reza setelah Reza berada disbelah Reza.” Gw kangen sama Lo tau..” Rengek Dinda manja.
“Iya din, w juga. Gw diundang Reni nih. W minta maaf yah udah jadi orang pertama yang ninggalin lo.” Reza membelai kepala Dinda..
“eheeemm” Frans pun sokj berdehem-dehem, setekah merasa dirinya yang sudah disebelah Reza malah dicuekkin. Dinda tertawa milihatnya, Dan reza segera melepaskan tangannya dari kepala DInda.
“Gpp kok Rez, gw udah maafn lo.” Jawab DInda.
MEreka semua tersenyum, dan akhirnya mereka semua menyatu menjadi satu

knln ma gue.. add fb gw di Andre.iraone@yahoo.co.id

ksii comment yh di blog gw..thx..

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIAH JABAL NOER PALEMBANG

BAB 1
PENDAHAULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam proses penguasaan bahasa pertama, tentu saja anak mengalami tahapan tertentu karena pemerolehan bahasa adalah suatu proses pemahaman dan penghasilan bahasa pada manusia dengan melalui beberapa tahap, mulai dari meraban sampai kepada kefasihan penuh. Mulanya anak hanya mendengarkan ujaran yang dikemukakan orang di sekitarnya kemudian dari ujaran yang didengarnya, anak mulai meniru dan akhirnya mengeluarkan ujaran. Mulanya satu kata, dua kata, dan sampai pada akhirnya dapat mengucapkan kalimat seperti orang dewasa.
Memasuki usia sekolah dasar, anak mulai mengenal bahasa selain bahasa pertama. Pada umumnya bahasa tersebut berupa bahasa Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai bahasa kedua. Di lingkungan sekolah yang menggunakan bahasa pengantar, bahasa Indonesia, pemakaian bahasa pertama biasanya secara spontan masih digunakan oleh siswa. Akhirnya, sering terjadi ‘pencampuran bahasa’ di lingkungan sekolah , baik dalam ujaran maupun tulisan. Dalam konteks tulisan, kesalahan berbahasa yang diakibatkan adanya pengaruh bahasa pertama dapat dilihat dari bentuk tulisan siswa yang berupa karangan. Dengan bahasa tertulis, bukti analisis akan dapat dilampirkan.
Oleh karena itu, makalah ini mengambil sampel tulisan atau karangan siswa sekolah dasar, yaitu karangan siswa kelas VII MADRASAH TSANAWIYAHSDN JABAL NOER PALEMBANG sebagai bahan analisis pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan makalah dalam makalah ini adalah bagaimanakah pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas VII MADRASAH TSANAWIYAHSDN JABAL NOER PALEMBANG.
1.3 TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas VII MADRASAH TSANAWIYAHSDN JABAL NOER PALEMBANG.

1.4 MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat menganalisis pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas IV SDN 5 Campang Tiga Kec. Cempaka Kab. OKU Timur.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
2.1.1 Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan pelajar. Kesalahan berbahasa atau language errors beraneka ragam jenisnya dan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara.
Pertama, kesalahan yang disebabkan unsur kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian yang disebut sebagai unsure performansi yang merupakan kesalahan penampilan atau dalam kepustakaan disebut mistake. Keterbatasan mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, atau kalimat dan sebagainya. Tekanan psikologis, seperti emosi dapat menimbulkan salah ucap. Kekeliruan dapat diperbaiki siswa, bila siswa mawas diri dan lebih memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakan, namun karena sesuatu hal mereka lupa akan sistem tersebut, karena itu kekeliruan bersifat sementara, tidak sistematis, dan perbaikiannya dapat dilakukan sendiri oleh siswa.
Kedua, kesalahan yang disebabkan kurangnya pengetahuan kaidah-kaidah bahasa yang disebut sebagai unsur kompetensi yang merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai unsur bahasa kedua disebut errors. Siswa memang belum memahami unsur linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan dilakukan guru dengan pengajaran remedial, latihan dan sebagainya. Kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa atas sistem bahasa yang sedang dipelajari. Bila tahap pemahaman siswa kurang, maka kesalahan sering terjadi, dan sebaliknya bila pemahaman semakin meningkat, maka kesalahan akan berkurang. Kesalahan bersifat permanen, sistemetis, perbaikannya memerlukan bantuan guru dan menggambarkan kemampuan pada tahap tertentu.
2.1.2 Jenis Kesalahan Berbahasa
Secara garis besar, kesalahan berbahasa dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1) Kesalahan antarbahasa (interlangguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu siswa terhadap B2 siswa yang dipelajari.
2) Kesalahan intrabahasa (intralingual), yaitu kesalahan yang merefleksikan unsure ciri umum kaidah yang dipelajari, seperti kesalahan generalisasi, aplikasi tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi penerapan-penerapan kaidah.
2.1.3 Konsep Analisis Kesalahan Berbahasa
Dalam studi pemerolehan, analisis yang berusaha memetakan kesalahan berbahasa dikenal sebagai Analisis Kesalahan Berbahasa (Anakes). Konsep dasar analisis kesalahan berbahasa seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1984), “Analisis kesalahan berbahasa adalah teknik untuk mengukur kemajuan belajar bahasa dengan mencatat dan mengklasifikasi kesalahan-kesalahan yang dibuat seseorang atau sekelompok.”
Kesalahan berbahasa Indonesia seperti yang dikatakan Syafe’í (1984: 102) adalah pemakaian unit-unit kebahasaan yang meliputi bentukan kata, kalimat, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang melanggar kaidah-kaidah bahasa. Kaidah yang digunakan sebagai standar acuan dan menentukan unsur kesalahan berbahasa yang diperbuat oleh pemakai bahasa Indonesia adalah kaidah bahasa Indonesia dalam pemakaian ragam bahasa Indonesia baku yang digunakan pada situasi formal, baik secara lisan maupun tulisan.
2.1.4 Analisis Kontrastif
Analisis kontrastif adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama (B1) dengan struktur bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan kedua bahasa itu.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Ali (1987:120) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapì dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, menganalisis, menginterpretasikan data, dan membuat kesimpulan serta laporan.
Dengan menggunakan metode deskriptif diharapkan dapat membantu mendeskripsikan pengaruh bahasa pertama dalam karangan siswa kelas IV SDN 5 Campang Tiga Kec. Cempaka Kab. OKU Timur.
3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah karangan siswa kelas IV SDN 5 Campang Tiga Kec. Cempaka Kab. OKU Timur. Siswa kelas IV berjumlah 20 orang dan 2 siswa
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Tes mengarang
Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 5 Campang Tiga Kecamatan Cempaka Kabupaten OKU Timur. Siswa kelas IV berjumlah 20 orang.
3.4 Teknik Analisis Data
Setelah data hasil tes mengarang terkumpul, selanjutnya dilakukan kegiatan pengolahan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kesalahan berbahasa dan analisis kontrastif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil tes mengarang adalah sebagai berikut.
1) Membaca dan memahami karangan siswa. Data yang sudah diperoleh melalui tes mengarang, dibaca dan dipahami satu per satu.
2) Mengelompokkan hasil karangan siswa.
3) Mengidentifikasi unsure-unsur kesalahan morfologi dan ejaan.
4) Melakukan analisis kontrastif kesalahan, yaitu dengan membandingkan struktur bahasa pertama siswa dengan struktur bahasa Indonesia.
5) Membuat kesimpulan. Menyimpulkan hasil analisis data berupa penyimpangan (kesalahan) berbahasa yang terdapat dalam karangan siswa, apakah akibat pengaruh bahasa pertama siswa itu sendiri atau bukan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHSAN PENGANALISISAN
4.1 KESALAHAN EJAAN
4.1.1 Keasalahan Tulisan
a) Penulisan Judul
Hampir semua judul karangan siswa ini tidak sesuai dengan tata bahasa indonesia yang telah ditetapkan, sperti.
a) memancing di laut musi, Seharusnya: Memancing di Laut Musi (karangan Andika)
b) Jatuh bersepeda, Seharusnya: Jatuh Bersepeda (karangan Dendi)
c) pulau Dewata, seharusnya: Pulau Dewata (karangan Maya)
Dari 35 karangan yang judulnya sudah benar hanya ada 3 orang siswa, yaitu Minanta, Herliana, Leni Andrian.
b) Paragraf
Ada karangan siswa yang tidak menggunakan paragraf. Karangan itu terdapat pada karangan: Herliana, Musum Minarta, Koko, Oktavia, Aleksander, Verim, Muslim Bahaduri, Mutiah, Murina, Muhajirullah dan Andika.
c) Penulisan Huruf Kapital
Keslahan ini juga merupakan keslahan yang banyak ditemui dalam analisis seperti yang terjadi pada karangan siswa berikut ini:
a) PaDa HaRi minggu,....... (karangan Muslim)
Seharusnya: Pada hari minggu,.....
b) Pada hari libur sekolah nanti ingin Sekali Pergi ke Rumah kakekku.... (karangan Sangkut Apriadi)
Seharusnya: Pada hari libur nanti ingin sekali pergi ke rumah kakekku
c) 3 bulan kemudian tanaman saya menghasilkan buah-buahan yang sangat lezat. allah maha pengasih lagi maha penyanyang.
Seharusnya: 3 bulan kemudian tanaman saya menghasilkan buah-buahan yang sangat lezat. Allah maha pengasih lagi maha penyayang.
d) Penulisan Kata Depan
Kata depan di, ke, dari, dtulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kat yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada, dan daripada. Namun, siswa masih sering salah dalam menuliskannya, anataralain:
a) kerumah , seharusnya ke rumah (karangan Fitri)
b) kesana, seharusnya ke sana (karangan Sudinan)
c) didepan, seharusnya di depan (Pait Ranang Arinsah)
d) di pandang, seharusnya (dipandanga Anita)
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa pada kleas VII, siswa belum menguasai ejaan. Ini terlihat dari data 35 karangan siswa ini hanya ada 1 karangan yang sudah dapat dikategorikan sesuai dengan EYD, yaitu karangan Leni Andriani. Itupun kalau kalau dicermati, karangannya hasil melihat dari buku dan pada judulnya pun masih dituli salah.
4.1.2 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
Kesalahan tanda baca merupakan keslahan yang banyak ditemui pada karangan siswa kelas VII ini. Bahkan, ada karangan siswa yang tidak menggunakan tanda titikn (.) atau ada, tetapi cuman satu atau dua saja, itupun penggunaannya masih salah. Hal seperti ini dapat dilihat pada karangan: Aleksandra, Rena Kastila, Murina, Mutiah, Verim, dan Muslim Bahaduri.
Hal di atas, bukan berarti pada karangan siswa yang lain sudah dikategorikan benar. Hanya saja, kesalahan pada karangan siswa yang lain tidak sebanyak atau “separuh” karangan siswa yang disebutkan di atas, misalnya:
a) Kesalahan TandaTitik (.)
Keslahan tanda titik yang dimaksud pada intinya ada dua yang dapat ditemukan pada karangan siswa kls VII ini, antara lain:
Pertama, siswa menggunakan tanda titik bukan pada tempatnya.
misalakn: Pada hari yang ke 5. Saya pergi kekebuyn itu membawa alat alat rumput. Untuk rumput. (karangan Enie Hartati)
Seaharusnya: Pada hari yang ke-5, saya pergi ke kebun itu membawa alat-alat rumput untuk merumput.
Kedua, siswa yang tidak menggunakan tanda titik (.) pada suatu kalimat yang menpunyai satun kesatuan makna.
Conotoh: Pada saat Pagi hari saya pergi ke taman kami disana Bermain-mainan yanh Biasa kami main.
Seharusnya: Pada saat pagi hari, saya pergi ke taman. Kami di sana bermain-main yang bisa kami main.
b) Kesalahan Tanda (,)
Dalam karangan sering ditemui siswa salah menggunakan tanda baca. Seharusnya menggunakan tanda titik (.), tetapi yang dipakai justru tanda koma (,) atau sebaliknya. Dari sini dapat diketahui bahwa siswa belum dapat mebedakan pungsi tanda baca.
Misalnya: Pada pagi hari kami Berangkat menujuh rumah nenek saya, (karangan Pait Ranang Ariansah)
Seharusnya: Pada pagi hari kami berangkat untuk menuju rumah nenek saya.
c) Kesalahan Tanda Seru (!)
Contoh : Bertanya ap nak ! (karangan Habib Tro)
Seharusnya : bertanya apa nak ?
d) Kesalahan Penggunaan Tanda Tanya (?)
Ditemui dalam karangan siswa kelas VII ini ada beberapa kalimat yang seharusnya menggunakan tanda tanya (?), tetapi tidak.
Contoh : Apakah kamu mau, lalu Putri tadi menjawab. Saya tidak mau ayah. (karangan Oktavia)
Seharusnya : Apakah kamu mau ? Lalu Putri menjawab, saya tidak mau ayah.
4.1.3 Kesalahan Penulisan Kata
a) Penyingkatan Kata
Dalam karangan siswa kelas VII MTS ini, sering ditemui penyingkatan kata yang tidak sesuai dengan EYD antara lain:
a) “dr” : ‘dari’, seharusnya “dari” (karangan Hailul)
b) “dgn” : ‘dengan’, seharusnya “dengan” (karangan Neli Ruhmaini)
c) “ttp” : ‘tetapi’, seharusnya “tetapi” (karangan Umiraini)
d) “pd” : ‘pada’ , seharusnya “pada” (karangan Umiraini)
e) “tiba” : ‘tiba-tiba’, seharusnya “tiba-tiba” (karangan Herliana)
f) “dll” : ‘dan lain-lain’, seharusnnya “dan lain-lain” (karangan Andika)
g) “tdk” : ‘tidak’, seharusnya “tidak” (karangan Aleksandra)
h) “yg” : ‘yang’, seharusnya “yang” (karangan Muslim)
i) “bhs” : ‘bahasa’, seharusnya “bahasa” (karangan Muhajirullah)
j) “kpd” : ‘kepada’, seharusnya “kepada” (karanngan Umiraini)
b) Penghilangan dan Penambahan Huruf dalan Kata
Dalam karangan siswa masih banyak ditemui kesalahan penulisan kata. Kesalahan tersebut berupa penambahan atau pengurangan huruf pada suatu kata seperti:
a) “suda” : ‘sudah’, seharusnya “sudah” (karangan Darus)
b) “sawa” : ‘sawah’, seharusnya “sawah” (karangan Dendi)
c) “iya” : ‘ia’, seharusnya “ia” (karangan Anita)
d) “sala” : ‘salah’, seharusnya “salah” (karanngan Anita)
e) “ulu” : ‘hulu’, seharusnya “hulu” (karangan Anita)
f) “ilir” : ‘hilir’, seharusnya “hilir” (karanngan Anita)
g) “siyang” : ‘siang’, seharusnya “siang” (karangan Samsul)
h) “soreh” : ‘sore’, seharusnya “sore” (karangan Khoirul)
i) “laluh”: ‘lalu’, seharusnya “lalu” (karangan Murina)
j) “pulah” : ‘pula’, seharusnya “pula” (karangan Habib Tro)
Jika dilihat dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa keslahan tersebut terjadi karena bertemunya huruf “h” dengan huruf “a”, “i”, “u”,“e’ dan bertemunya antara huruf “i” dan “y” yang berada pada satu suku kata. Namun,ada juga kesalahn tulisan seperti “karna” : ‘karena’ (karangan Sangkut), “kalun” : ‘kalung’ (karangan Naswati) yang belum bisa diidentifikasi penyebabnya karena data tersebut tidak banyak ditemui. Bisa jadi karena tidak ketelitian siswa. Selain itu, ada juga kesalahan dalam penggunaan huruf, misalnya : maapkan, seharusnya maafkan (karangan Mutiah).
c) Pemisahan Afiks dan Pronomina dari Kata dan Pemecahan Kata
Contoh pemisahan afiks dan pronomina dari kata:
a) “terkait”, seharusnya “terkait” (karangan Anita)
b) “orang tua nya”, seharusnya “orang tuanya” (karangan Ulin)
c) “salah ku”, seharusnya “salahku” (karangan Nurhaq Sabani)
d) “ibu nya”, seharusnya “ibunya” (karangan Marlan)
e) “kata ku”, seharusnya “kataku” (karangan Hailul)
f) “ber tanya”, Seharusnya “bertanya” (karangan Habib Tro)
g) “se ekor”, seharusnya “seekor” (karangan Samsul)
h) “itu lah”, seharusnya “itulah” (karangan Murina)
Contoh pemecahan kata:
a) “per gi”, seharusnya “pergi” (karangan Rena Kastila)
b) “Melin tas si”, seharusnya “melintassi” (karangan Pait Ranang Ariansah)
c) “be temuh”, seharusnya “bertemu” (karangan Daras)
d) “kelempar”, seharusnya “kelempar” (karangan Andika)

4.2. Analisis Morfologi
4.2.1 Afiks
Analisis yang dilakukan terhadap karangan siswa kelas VII MTS ini, menemukan banyak sekali kesalahan dalam pemakaian afiks. Dapat dilihat padacontoh berikut ini:
a) Lalu pancing saya “kelempar” ke tengah laut (karangan Andika)
Seharusnya: “terlempar”, bukan menggunakan prefiks ke-
b) Kami sekeluarga “menaik” sepeda (karangan Hailal Barokah)
Seharusnya: kata “menaik” tidak perlu di beri awalan me-, jadi cukup digunakan kata “naik”
c) “pakaiyan”
Seharusnya: “pakaian”
4.2.2 Reduplikasi
Sama dengan afiks, dalam analisis juga ditemukan kesalahan reduplikasi dalam hasil karangan siswa MTS kelas VII ini, bisa dilihat pada analisis berikut ini:
a) “pepohon-pohonan”, seharusnya “pohon-pohon” (karangan Anaria)
b) “Bermai-mainan”, seharusnya “bermain” (karangan Marlan)
4.2.3 Kata Majemuk
Dalam analisis data karangan siswa MTS kelas VII ini, penganalisis tidak menemukan siswa yang menggunakan kata majemuk.
Dari analisis morfologi, siswa terlihat lebih baik dari pada penggunaan ejaan. Ini terlihat dari kuantitas siswa yang melakukan kesalahan, yakni ada lima siswa dari tigapuluh lima siswa yang ada. Sementara, untuk penggunaan kata majemuk penganalisisan belum bisa menyimpulkan karena data yang ditemukan belum ada.
4.2.4 Bahasa Daerah dan Bahasa Prokem
Dalam mengarang siswa sering juga menggunakan bahasa daerah dan bahsa prokem (bahasa gaul), seperti yang tertera dalam dat berikut ini:
a) “bertemuh” seharusnya ‘bertemu’
b) “keroan” seharusnya ‘tahu’
c) “pingin” seharusnya ‘ingin’
d) “rameh-rameh” seharusnya ‘ramai’
e) “samperin”
f) “keli” seharusnya ‘lele’
g) “untalkan” seharusnya ‘lemparkan’
h) “mengedok” seharusnya ‘menggali’
i) “sekilu lima mato” seharusnnya ‘satu kilo lima ons’
j) “mengetok” seharusnya ‘mengetuk’
k) “reban” seharusnya ‘sangkar atau kandang’
l) “lawang” seharusnya ‘pintu’
m) “udah” seharusnya ‘sudah’
n) “Ladas”
Namun, jika dicermati kesalahan-kesalahan pada sisiwa setelah penganalisis menganalisisnya melalui karangan ini, bahwa kesalahan yang terjadi pada siswa itu bukan disebabkan oleh PB I, melainkan lebih kepada proses belajar siswa yang mjenjadi pengaruhnya.

BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penganalisisan yang telah dilakukan yaitu dengan melalui analisis tes mengarang dengan jumlah 35 siswa kelas VII VII MADRASAH TSANAWIYAHSDN JABAL NOER PALEMBAN, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa masih sangat kurang terutama pada penulisan huruf kapital dan tanda baca. Selain itu, ternyata masih terdapat pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa Indonesia dalam penulisan siswa. Namun, ini semua bukan keslahan dari pribadi siswanya itu sendiri melainkan lebih kepada prosesbelajar siswanya yang salah. Oleh sebab itulah, ini perlu di perhatikan dan ditinjak lanjuti agar menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang.
Saran
1. Bagi para pengajar bahasa Indonesia hendaknya memperhatikan masalah umum yang sering terjadi dalam penulisan siswa seperti, penulisan huruf kapital, penggunaan tanda baca, bentuk awalan, dan lain-lain.
2. Untuk menghindari pengaruh bahasa daerah, sebaiknya harus sering dilatih atau biasakan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar dapat dihindari pemakaiannya baik secara lisan maupun secara tulisan.

KRITIK SASTRA BERDASARKAN ORIENTASI SASTRA DALAM NOVEL AYAT AYAT CINTA KARYA HABIBURAHMAN EL SHIRAZY

1. Latar Belakang
Kehadiran sastra ditengah peradaban manusia tidak dapat ditolak, bahkan kehadiran tersebut diterima sebagai salah satu realita social budaya. Hingga saat ini sastra tidak saja dinilai sebagai sebuah seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi tetapi juga dianggap sebagai suatu karya yang kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual disampaing konsumsi emosi.
Karya sastra merupakan suatu alat yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ide, pesan atau keyakina. Karya sastra tidak saja memberikan manfaat sebagai hiburan tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pedoman hidup. Nilai-nilai luhur kehidupan manusia dalam karya sasta berkaitan erat dengan unsur keagamaan. Nilai-nialai tersebut dimaksud untuk memperkaya rohani dan meningkatkan mutu kehidupan manusia.
Karya satra ditulis pengarang untuk anataralain menawarkan model kehidupan yang di idealkannya. Model kehidupan itu anataralain berupa ajaran akhlak yang dituangkan dalam watak para tokoh sesuai dengan panadangan hidupnya. Sebagaimana dapat dilihat dalam kehidupan nyataajaran akahlak tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seprti tingkah laku, dan sopan santun pergaulan tersebut dapat juga ditampilkan dalam cerita melalui watak para tokohnya
Berdasarkan uraian yang telah disamapaikan diatas maka penulis ingin mengkaji dari segi kritik Sastra Berdasarkan Orientasi Sastra Dalam Novel Ayat Ayat Cinta Karya Habiburahman El Shirazy ini. Sebab novel ini meberikan gamabaran dan pencerahan bagi pembaca agar tetap semangat dalam menjalani kehidupan ini.

2. Sinopsis Novel Ayat Ayat Cinta

Judul : Ayat Ayat Cinta
Penulis : Habiburahman El Shirazi
Editor : Anif Sirsaeba A
Penerbit : Penerbit Republika
Tahun Penerbit : 2003
ISBN : 979-3604-02-6
Jumlah halaman : 411 halaman
Cover : kuning muda dan bercampur dengan warna hitam disertai dengan gambar seorang manita bercadar

AYAT AYAT CINTA

Fahri adalah seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, mesir. Ia selalu meneladani Rasulullah SAW. Dalam segala tindak-tanduknya. Hal itu tercermin dari prilakunya sehari-hari, baik dalam bertetangga, berinteraksi dengan lawan jenis, maupun dengan sesama muslim atau nonmuslim. Dakwah adalah aktivitas kesehariannya. Bagi Fahri, dakwah dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Di ceritakan bagaimna ia dalam metro (kereta listrik), yang membawanya menuju talaqi qira’ah sab’ah, mengingatkan khalayak untuk menghormati tamu dan ahli dzimamah. Juga diceritakan bagaimna ia menjelaskan hukum interaksi laki-laki dan perempuan yang bukan mahram kepada tetangga,Maria yang merupakan pemeluk Kristen Koptik (Qibthi) yang taat.
Selain itu, Fahri juga berusaha untuk menjelaskan bagaimna konsep islam sebenarnya kepada seorang yang tertarik untuk mengetahui islam secara jelas. Alicia, seorang turis Amerika yang telah di tolong oleh Aisha dan Fahri akhirnya menjadi paham terhadapa ajaran Islam yang sesungguhanya dan memutuskan untuk menjadi seorang mu’alaf.
Kehidupan Fahri berubah 180 derajat ketika ia menikah dengan seorang muslimah Turki. Dari seorang mahasiswa miskin yang berangkat ke Mesir dengan menjual sawah warisan keluarga satu-satunya, ia menjadi suami pemilik perusahaan-perusahaan besar yang laba bulanannya berkisar miliaran rupiah. Hidupnya pun menjadi seperti mimpi: tinggal di apartemen yang berada dikawasan elite Cairo, yang juga merupakan tempat tinggal orang-orang penting Mesir, memiliki isteri yang solehah, cantik, cerdas, dan kaya raya.
Sebelum melangsungkan pernikahan, Fahri dilanda dilema yang hebat. Nurul, seorang muslimah asal Indonesia yang selama ini ia cintai ternyata memintanya untuk menjadikan dirinya sebagai istri bagi Fahri. Tentu saja Fahri tidak bisa berkata ap-apa karena sebelumnya ia menerima lamaran seorang muslimah yang belum dikenalnya, yang ternyata muslimah itu adalah Aisha. Fahri sempat dirundung kecewa dan bimbang untuk meneruskan pernikahannya dengan Aisha karena Ijab Kobul belum dilangsungkan. Tetapi setelah ia berfikir jernih maka ia tetap memutuskan untuk tetap menikahi Aisha.
Keimanan dan keikhlasan Fahri diuji ketika ia harus masuk penjara karena difitnah sebagai pemerkosa. Ia dituduh telah memperkosa Noura, seorang gadis mesir yang beberapa bulan sebelumnya pernah ditolongnya melalui bantuan dari Maria. Tentu saja ini merupakan guncangan yang berat bagi keluarga Fahri, terutama Aisha yang tengah mengandung buah cinta mereka. Fahri memang mengetahui bahwa sebenarnya Noura pernah menulis surat cinta kepadanya, tapi ditanggapi dingin oleh Fahri.
Di dalam penjara pun Fahri tetap konsisten menjalankan perintah Allah: berpuasa, dan shalat lima waktu, bahkan ia tetap menjalankan iabadah sunnah, seprti shalat tahajud. Tak hanya itu, sekalipun di penjara ia tetap menimba ilmu dari seorang Guru Besar Ekonomi yang di penjara karena kritik-kritik pedasnya. Fahri mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari petugas penjara, cambukan, pukulan, bahkan perlakuan yang tidak senonoh pun dialami oleh Fahri beserta penghuni lainnya. Tak jarang para tahanan tak kembali lagi ke selnya melainkan kembali ke penciptanya karena siksaan yang mereka siksaan yang mereka lakukan terhadap tahana.
Selain cobaan di dalam penjara, Fahri juga menghadapi godaan untuk menyuap agar ia dapat dibebaskan. Juga terbesit ide untuk memberikan kesaksian palsu agar dapatmembebaskan orang yang tidak bersalah. Namun ia tetap teguh memegang prinsip untuk tetap berjalan berdasarkan tuntutan Alquran.
Kebenaran tetap tidak dapat disembunyiakan. Akirnya Fahri dapat bebas dari penajara berkat kejujuran yang diberikan oleh orang-orang yang tadinya memberikan kesaksian palsu. Setelah bebas dari penjara, kehidupan Fahri berlanjut dengan kisah yang lebih mengahrukan.
Maria, anak tuan Boutros jatuh sakit. Sakitnya ini dipicu oleh kabar pernikahan Fahri dan Aisha. Ternyata diam-diam Maria menyuksi dan mengahrap Fahri menjadi suaminya. Karena tidak ikhlasnya Maria jatuh sakit dan tak sadarkan diri, hanya sentuhan dan belaian Fahri yang dapat menyadarkan Maria dari koma panjangnya itu.
Ada air mata Fahri, ketika ia membaca lembar demi lembar diary yang ditulis Maria. Oarang tua Maria meminta Fahri untuk membelai atau mengelus tubuh Maria untuk merangsang kesadarannya. Namun, ia tak dapat berbuat banyak untuk Maria, sekarang ia telah memiliki Aisha tengah mengandung dan Maria bukanlah muhrimnya tidak mungkin ia dapat menyentuh wanita yang bukan muhrimnya. Bujukan demi bujukan terus datang dari kedua orang tua Maria untuk menikah anaknya.
Fahri benar-benar bingung, namun kebaikan hati Aisha untuk mengizinkannya untuk menikahi Maria menambah beban hati Fahri. Akhirnya, dengan izin, Allah Fahri menikahi Maria yang sebelumnya telah memeluk agama Islam. Tak berapa lama dari proses pernikahannya dengan Maria, Maria dipanggil menghadap yang kuasa.
Begitulah kisah lika-liku kehidupan Fahri yang banyak di hadapkan dengan maslah percintaan, namun mampu ia jalani semua skenario yang maha kuasa itu dengan baik. Akhirnya Fahri hidup berbahagia dengan Aisha. Sedangkan Nurul akhirnya menikah dengan seorang ustadz yang berasal dari negara sendiri.



3. Interpretasi terhadap Novel Ayat Ayat Cinta
3.1Kritik Mimetik
Kebiasaan atau adat istiadat masyarakat Mesir dalam novel Ayat Ayat Cinta tercermin dalam kutipan-kutipan berikut.
Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debuyang bergulung-gulung menambahpanas udra semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam Flat, yang ada dalam partemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan tirai tertutup rapat. Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meskipun sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan Zuhur dari ribuan manara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam dalam terjangan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari (El Shirazi, 2004:15).

Kutipan di atas menandakan kebiasaan masyarakat Cairo Mesir yang tergambar dalam suasana keseharian mereka pada saat musim panas sangat tinggi. Dari kutipan di atas, terlihat berbagai gambaran bahwa ketika puncaknya musim panas datang, semua penduduk mesir lebih memilih untuk berlindung di balik flat. Meskipun Azan sudah diperdengarkan namun hanya sedikit sekali orang-orang yang tergerak hatiny auntuk shalat berjamaah ke mesjid dan hanya orang yang imannya tebal mau shalat berjamah ke masjid.
Dari gambaran di atas sudah telihat jelas bahwa ketika puncak musim panas datang itu membuat semua penduduk kota cairo menjadi malas utuk keluar rumahdan apalagi untuk melakukan aktivitas. Hal itu tercermin dalam kutipan berikut “Awal-awal ugustus memang puncak musim panas. Dalam kondisi tidak nyaman seperti ini, aku sebenarnya sangat malas keluar. Rmalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila? Mahasiswa asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah” (El Shirazi, 2004:16).

3.2 Kritik Pragmatik
Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburahman El Serazi ini mampu membangkitkan semangat umat uslim yang beraga islam yang ingin mengenal Allah lebih dalam lagi. Novel ini bukan hanya sekedar bacaan novel belaka saja, akan tetapi bisa menjadi motivasi hidup seorang muslim dan muslimah menjadi lebih baik dalam mengarungi kehidupan ini, serta menambah wawasan tentang agama Islam. Hal itu dapat terlihat dari kutipan berikut.
Menjelang Zuhur aku bersiap untuk menjenguk Maria yang sakit, Aisha kuminta di rumah. Dia pesan dibelikan buah pir dan korma. Tab-tiba ada orang membunyikan bel dengan kasar sekali. Aku bergegas membuka pintu dibuntuti Aisha yang penasaran siapa yang membunyikan bel seperti orang gila itu. Begitu pintu kubuka. Tiga orang polisi berbadan kekar menerobos masuk tanpa permisi dan menghardik,
“Kau yang bernama Fahri Addullah?!”
“Ya benar,ada apa?”
“kami mendapatkan perintah untuk menangkapmu dan menyeret mu kepenjar, ya Mugrim!” bentak polisi berkumis tebal.
“Klian bawa surat penangkapan dan apa kesalahan ku?”
“Ini suratnya, dan kesalahnmu lihat saja nanti di pengadilan!”
Aku membaca selembar kertas itu. Aku di tangkap atas tuduhan memeprkosa. Bagaimna ini bias terjadi” (El Sharazi, 2004: 303-304).
Pada kutipan diatas menggambarkan bahwa keimanan dan keikhlasan Fahri diuji ketika ia harus masuk penjara karena difitnah sebagai pemerkosa. Ia dituduh telah memperkosa Noura, seorang gadis mesir yang beberapa bulan sebelumnya pernah ditolongnya melalui bantuan dari Maria. Namun itu semua hanyalah berupa fitnahan dan ujian terhadap Fahri. Air mata Aisha tidak dapat di bendung lagi mengiringi sang suaminya di tangkap polisi. Namun Fahri meminta polisi untuk memberikan kepada sebentar berbica kepada istrinya dengan tujuan untuk meyakinkan dan menguatkan sang istri. Selain cobaan ini ada lagi cobaan hidup yang dialami aleh Fahri yang dapat kita lihat pada kutipan berikut ini.
Setelah berbincang dengan Madame Nahe, Aisha mengajakku berbicara empat mata. Matanya berkaca-kaca.
“Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.”
“Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa.”
“Menikahlah dengan dia, demi anak kita. Kumohon! Jika Maria tidak memberikan kesaksiannya, mka aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyelamaykan ayah dari anak yang aku kandung ini.” Setetes air bening keluar dari sudut matanya.
“Aisha, hidup dan mati ad di tangan Allah”
“Tapi manusia harus berusaha sekuat tenaga. Tidak boleh pasrah begitu saja. Menikahlah dengan maria lakukanlah seluruh petunjuk dokter untuk menyelamatkannya.” (El Sharazi, 2004: 376)
Dari kutipan diatas terlihat jelas bahwa cobaan yang dihadapi oleh Fahri benar-benar membuatnya bingung, namun kebaikan hati Aisha untuk mengizinkannya untuk menikahi Maria menambah beban hati Fahri. Akhirnya, dengan izin, Allah Fahri menikahi Maria yang sebelumnya telah memeluk agama Islam. Dengan penuh kesabran dan disertai dengan hati yang ikhlas dalam menghadapi ujianyang Allah berikan kepadanya dalam menjalani kehidupan.
Puncak dari perjuangan tokoh utama di dalam novel ini dalam perjalanan kisah lika-liku kehidupan Fahri yang banyak di hadapkan dengan maslah percintaan, namun mampu ia jalani semua skenario yang maha kuasa itu dengan baik. Akhirnya Fahri hidup berbahagia dengan Aisha. Setelah mereka melepaskan kepergian Maria Istri kedua Fahra untuk menghadap sang Ilahi sperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “Maria mengahadap Tuhan dengan menyungging senyuman di bibir. Wajahnya bersih seakan diselimuti cahaya. Tadi kata-kata yang diucapkannya dengan bibir bergetar itu kembali terngiang-ngiang ditelinga (El Sharazi, 2004: 402)”.
2. Kritik Ekspresif
Novel Ayat Ayat Cinta ini ditulis oleh Habiburahman El Shirazi yang mempunyai latar belakang kehidupan yang kelam. Sejak kecil, ia yang merupakan tokoh Fahri dalam novel ini telah terbiasa hidup mandiri. Kesadaran akan kekurangan orang tuanya dari segi ekonomi , Fahri membagi waktunya untuk bersekolah dan kemudian bekerja guna membantu pemasukan bagi orang tuanya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Pukul dua belas malam teman-teman sudah tidur. Tapi aku sam sekali tidak bisa memejamkan mata. Aku ingat banyak hal. Aku menelusuri kembali perjalan hidup ku. Sejak masih SD, jualan tempe. Lalu masuk pesantren menjadi khadim Romo Kini sambil melanjut sekolah di Tsanawiyah dan Aliyah milik pesantren. Dan akhirnya dengan susah payah bisa sampai mesir. Aku menangis sendiri ditemani sepi” ( El Sharazi, 2004: 241).
Habuburahman El Shirazi adalah seorang pengasuh tanya-jawab masalah Islam di pesantren Virtual, yang berbasis di Cairo dan beliau mempunyai semangat menulis yang sangat tinggi. Hal itu tergambar dari novel yang tulisnya dan beliau melukiskan kehidupan kota Mesir yang menjadi latar belakang cerita ini dengan begitu mengesankan karena ia mengalami sendiri hari-hari di kota-kota mesir. Seprti yang terdapat dalam kutipan ini, “Awal-awal ugustus memang puncak musim panas. Dalam kondisi tidak nyaman seperti ini, aku sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila?” (El Sharazi, 2004:16)
Kesadaran Habuburahman El Shirazi untuk mengeksplor budaya di dikota mesir dalam novel Ayat Ayat Cinta ini terlgambar dari suasan yang di bangun juga diperkenalkan dengan digunakannya bahasa Arab fusha (formal maupun ‘amiyah (informal) hampir dalam setiap pargrafnya. Seprti yang terdapat pada kutipan berikut.
Dengan tekad bulat, setelah mengusir segala rasa aras-arasen (rasa malas melakukan sesuatu) aku bersiap untuk keluar. Tepat pukul dua siang aku harus sudah berada di Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk talaqqi (face to face dengan seorang Syaikh atau ulama) belajar langsung pada Syaikh Utsman Abdul Fattah. Pada Ulama basar ini aku belajar qiraah sab’ah (Membaca Al-Quran dengan riwayat tujum Imam) dan ushul tafsir (Ilmu tafsir paling pokok). Beliau adalah murid Syaikh Mahmoud Khushari, ulama legendaris yang mendapat julukan Syaikhul Maqari’ Wal Huffadh Fi Mashr atau Guru besarnya Para Pembaca dan Penghapal Al-Quran di Mesir (El Sharazi, 2004:16)

Penulis Novel Ayat Ayat Cinta juga sangat peka terhadap problaem dasar kehidupan manusia. Hal itu dibuktikan dari sikapnya sebagai tokoh Fahri di dalam novelnya yang selalu perduli terhadap orang lain dan sikap solidaritasnya yang tinggi terhadap teman-temannya cukup menunjukkan bahwa ia perduli terhadap keadaan di sekitarnya. Sikapnya itu tercerrmin ketika Asraf menoleh ke kanan dan memandangi tiga bule itu dengan raut tidak senang. Tiba-tiba ia berterika emosi, “Ya amrikkaniyyun, la’natullah ‘alaikum!” (Hai orang-orang Amerika, laknat Allah untuk kalian). (El Sharazi, 2004:39) dari perkataan yang dilontarkan Asraf sehingga menimbulkan perselisihan di dalam kreta listrik dan akhirnya semua menjadi terkendali dan tidak terjadi keributan berkat Fahri yang membuat mereka malu atas apa yang mereka lakuakan.

3.3 Kritik Objektif
Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel Ayat Ayat Cinta Karya Habiburahman EL Shirazi:
1) Plot atau alur
Dalam novel Ayat Ayat Cinta ini, El Sharazi menggunakan plot campuran yaitu plot maju atau kronologis dan plot mundur atau plot flash-back di setiap bagian bab yang ada yaitu 33 bab. Penahapan plot dalam novel Ayat Ayat Cinta ini adalah sebagai barikut.
(1) Tahap situation, tahap dalam novel Ayat Ayat Cinta terjadi pada bab I yaitu penggambaran suasana di kota mesir sedang dalam musim panas yang mencapai empat puluh satu derajat celcius. Ketika fahri mau ke Masjid Abu Bakar Ash-Shidiq yang terletak di Shubra El-Khaima, ujung utara Cairo, untuk belajar embaca Al-Quran. Karena novel ini mengandung kata ‘Cinta’, akan tidak lengkap jika kita tidak membahas kesan yang tertangkap bahwa novel ini merupakan novel yang romantis dan ini beralwal dari perjumpaan Fahri dan Aisha waktu pertama kali bertemu di metro (kreta listrik).

(2) Tahap pemunculan konflik, tahap pemunculan konflik itu sudah mulai uncul pada bab III peristiwa ini terjadi di dalam Metro (kreta listrik). Pada saat salah satu penduduk mesir yang bernama Asraf, dia mencaci orang bule yang berasal dari Amerika Serikat dengan perkataan yang sangat kasar. Akibat ulahnya semua penduduk mesir yang ada dalam metro ikut terpancing dan menimbulkan konflik . namun semuanya bias diatasi berkat usaha dari Fahri dan pada akhirnya mereka malu atas apa yang telah mereka lakukan.

2) Tokoh dan Penokohan
(1) Tokoh
Setelah membaca novel Ayat Ayat Cinta disimpulkan bahwa kisah yang terjalin dalam rangkaian peristiwa karya Habuburahman El Shirazi diperankan oleh beberapa tokoh cerita. Tokoh-tokoh cerita tersebut dibagi menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang ditampilkan terus-menerus dan diutamakan penceritaanya sehingga mendominasi sebagian besar cerita. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh-tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan kadar kemunculannya berhubungan dengan peristiwa atau kejadian yang dialami oleh tokoh utama. Tokoh utama novel Ayat Ayat Cinta adalah Fahri. Adapun tokoh-tokoh tambahan adalah tokoh Aisha, Maria, Alicia, Noura, sayakh Utsman Abdul Fattah, saiful, rudi, hamdi, misbah, Madame Nahed ibu dari Maria, tuan bouttros Rafael girgis, syaikh ahmad, musthafa.
(2) Penokohan
Pelukisan tokoh crita dalam sebuah karya fiksi dapat menggunakan teknik analitik dan teknik gramatik. Setelah membaca novel Ayat Ayat Cinta disimpulkan bahwa pengarang menggunakan teknik analitik dalam melukiskan atau menggambarkan penokohan tokoh-tokoh dalam cerita.
a. Fahri
Tokoh Fahri digambarkan sebagai seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, mesir. Ia selalu meneladani Rasulullah SAW. Dalam segala tindak-tanduknya. Hal itu tercermin dari prilakunya sehari-hari, baik dalam bertetangga, berinteraksi dengan lawan jenis, maupun dengan sesama muslim atau nonmuslim. Sperti dalam kutipan berikut ini pada saat orang mesir menghina orang Amerika dalam Metro. “kita semua tidak menyukai tindak kezaliman yang dilakukan siapa saja. Termasuk yang dilakukan Amerika. Tapi tindakan kalian seprti itu tidak benar dan jauh dari tuntunan ajaran baginda nabi yang indah” (El Sharazi: 2004:48).
Selain itu, Fahri juga digambarkan sebagai wanita yang selalu sabar dalam menghadapi semua cobaan dan dia selalu ikhlas dlam menjalani semua cobaan itu dengan sabar tanapa ada rasa optimis. Hal itu dapat di lihat dari kutipan berikut.
Setelah berbincang dengan Madame Nahe, Aisha mengajakku berbicara empat mata. Matanya berkaca-kaca.
“Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.”
“Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa.”
“Menikahlah dengan dia, demi anak kita. Kumohon! Jika Maria tidak memberikan kesaksiannya, mka aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyelamaykan ayah dari anak yang aku kandung ini.” Setetes air bening keluar dari sudut matanya.
“Aisha, hidup dan mati ad di tangan Allah”
“Tapi manusia harus berusaha sekuat tenaga. Tidak boleh pasrah begitu saja. Menikahlah dengan maria lakukanlah seluruh petunjuk dokter untuk menyelamatkannya.” (El Sharazi, 2004:376)
b. Aisha
Tokoh Aisha digambarkan sebagai tokoh yang berhati mulia, suka menolong dan tidak sombong. Sikapnya itu tercermin dari kutipan berikut yang terjadi di dalam Metro (kreta listrik).
“ Nenek bule kelihatannya tidak kuat lagi berdiri. Ia hendak duduk menggelososr dilanatai. Belum sampai nenek bule itu benar-brnar menggelongsor, tiba-tiba perempuan bercadar itu teriak mencegah,
“Mom, wait! Please, sit down here!”
Perempuan bercadar putih bersih itu bangkit dari duduknya (El Sharazi, 2004:41)
Aisha juga digambarkan sebagai wanita yang selalu sabar dalam menghadapi semua cobaan dan dia selalu ikhlas dlam menjalani semua cobaan itu dengan sabar tanapa ada rasa optimis. Hal itu dapat di lihat dari kutipan berikut.
Setelah berbincang dengan Madame Nahe, Aisha mengajakku berbicara empat mata. Matanya berkaca-kaca.
“Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.”
“Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa.”
“Menikahlah dengan dia, demi anak kita. Kumohon! Jika Maria tidak memberikan kesaksiannya, mka aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyelamaykan ayah dari anak yang aku kandung ini.” Setetes air bening keluar dari sudut matanya.
“Aisha, hidup dan mati ad di tangan Allah”
“Tapi manusia harus berusaha sekuat tenaga. Tidak boleh pasrah begitu saja. Menikahlah dengan maria lakukanlah seluruh petunjuk dokter untuk menyelamatkannya.” (El Sharazi, 2004:376)
“Yahknab baitik!(artinya secra bahasa semoga rumahmu roboh, biasanya di gunakan untuk mengumpat dalam ba hasa jawa senada dengan kata-kata: Bajingan! Dancuk! Dan sejenisnya), kau telah menghina seluruh orang mesir yang ada di metro ini. Kau sungguh keterlaluan! Kelihatannya saja bercadar, sok alim, tapi sebetulnya kau perempuan bangsat! Kau kira kami ini taidak tau sopan santun apa? Sengaja kami mengacuhkan orang Amerika itu untuk sedikit memberikan pelajaran (El Sharazi, 2004:43)
c. Maria
Tokoh Maria digambarkan pengarang sebagai seorang gadis Mesir berwajah cantik dan mempunyai mata yang bening. Maria sangat ramah terhadap siapapun, meskipun ia berasal dari keluarga Kristen Koptik dan kebetulan dia bertetanggan dengan Fahri. Berikut kutipan cerita tentang tokoh Maria.
“ kuhentikan langkah. Telingaku menangkap ada suara memanggil-manggil nama ku dari atas. Suara yag sudah aku kenal. Kupicingkan mataku mencari asal suara. Di tingkat empat, tepat di atas kamarku. Seorang gadis mesir berwajah bersih membuka jendela kamarnya sambil tersenyu. Mata yang bening menatapku penuh dengan binar (El Sharazi, 2004:21-22).
Selain itu, ternyata Maria juga diam-diam menyukai fahri, apa lagi pada saat dia mendengar berita kalau Fahri mau menikah dengan Aisha. Sikapnya itu tercermin dalam kutipan berikut.
“Apa madame?”
“Dia menyebut-nyebut namamu. Hanya namamu, Anakku. Dia ternyata sangat mnecintaimu”.
Kalimat yang diucapakn mademe nahed bagaikann guntur yang menyambar kepalaku. “Tak mungkin itu terjadi, madame!” bantahku.
Yousef langsung menyambut, “benar Fahri, maria sangat mencintaimu. Aku telah membaca diary-nya. Dia menulis perasaan cintanya padamu disana (El Sharazi, 2004:341).

d. Noura
Tokoh Noura digambarkan pengarang sebagai tokoh yang sejak lahir selalu mendapatkan tekanan psikis yang menderita selama ini lebih berat dari siksaan Fisik yang ia terima. Karena waktu lahir Noura tertukar dengan bayi lain jadi dia tidak diasuh oleh orang tua kandungnya. Berikut pelukisan tokoh Noura.
“Aku menangis karena betapa selama ini Noura menderita tekanan batin yang luar biasa. Ia sangat ketakutan, merasa tidak memiliki tempat yang aman. Ia merasa dalam kegelapan yang berkepanjangan. Tanpa cahaya cinta dan kasih dari keluarga. Ia telah kehilangan kepercayaan kepercayaan dirinya sebagai manusia merdeka tanpa belenggu nestapa.Sesungguhnya tekanan psikis yang menderanya selamanya ini lebih berat dari siksaan fisik yang ia terima” (El Sharazi, 2004:168)
Selain itu, ternyata Noura juga diam-diam menyukai fahri, samapi-samapai ia menuduh Fahri telah memperkosanya. Sikapnya itu tercermin dalam kutipan berikut.
Petaka itu datang kembali ketika perutku semakin membesar. Mereka menanyakan kepadaku siapa yang telah menghamiliku. Aku tiak mau berterus terang bahwa bahwa bahadur yang menghamiliku dengan memperkosa aku. Aku sudah sangat benci dengan dirinya.
“akhirnya aku berbohong pada mereka yang menghamiliku adalah Fahri. Sebab aku mencintai Fahri dan berharap nanti Fahri mau menikahiku. Namun yang kulakukan tak lain adalah dosa besar yang sangat keji” (El Sharazi, 2004:387)
e. Alicia
Tokoh Alicia digambarkan pengarang sebagai seorang reporter dari Amerika. Alicia orangnya sangat baik dan bersabat kepada siapa saja dan dia selalu ramah. Alicia juga bersahabat dengan Fahri, Aisha dan Maria. Seperti yang tertera dalam kutipan berikut. “dari national library aku langsung pulang. Di dalam metro aku memkasakan diri membaca dengan seksama pertanyaan yang diajukan Nona Alicia dari Amerika itu” (El Sharazi, 2004: 151)
f. Saiful
Tokoh Saiful digambarkan pengarang sebagai seorang mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisa. Saiful tinggal satu flat bersama Fahri dan bersama tiga temannya yang lain. Seperti yang tertera dalam kutipan berikut.
“teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini memasuki pukul sebelas siang samapai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali” (El Sharazi, 2004:16).
“dalam flat ini kami hidup berlima: aku, Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Kebetulan aku yang paling tua, dan paling lama di mesir. Secra akademis aku juga yang paling tinggi” (El Sharazi, 2004:19)
g. Rudi
Tokoh Rudi dilukiskan pengarang sebagai salah satu sahabat Fahri yang tinggal satu Flat bersama dia. Rudi juga salah satu mahasiswa dan dia sekarang sam seperti Saiful baru mau masuk tingkat empat. Hal itu terlihat jelas dari kutipan berikut.
“dalam flat ini kami hidup berlima: aku, Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Kebetulan aku yang paling tua, dan paling lama di mesir. Secra akademis aku juga yang paling tinggi. Aku tinggal menuggu pengumuman untuk menulis tesis master di Al Azhar. Yang lain masih program s.1. Saiful dan Rudi baru tingkat tiga, mau masuk tingkat empat” (El Sharazi, 2004:19)
h. Hamdi
Tokoh Hamdi digambarkan pengarang sebagai salah satu dari sahabat Fari juga yang tinggal bersamanya dalam satu Flat juga. Hamdi juga seorang mahasiswa dan sekarang dia sedang menunggu pengumuman kelulusan untuk memperoleh gelar Lc atau licence. Hal ini tergambar dari kutipan berikut.
“dalam flat ini kami hidup berlima: aku, Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Kebetulan aku yang paling tua, dan paling lama di mesir. Secra akademis aku juga yang paling tinggi. Aku tinggal menuggu pengumuman untuk menulis tesis master di Al Azhar. Yang lain masih program s.1. Saiful dan Rudi baru tingkat tiga, mau masuk tingkat empat. Sedangkan Misbah dan Hamdi sedang menunggu pengumuman kelulusan untuk memperoleh gelar Lc atau licence” (El Sharazi, 2004:19)
i. Misbah
Tokoh Misbah digambarkan pengarang sebagai salbaiknya Fahri juga dan tidak jauh berbeda dengan yang lain Misbah juga tinggal satu Falat bersama Fahri bersama tiga temannya yang lain. Kalau masalh akademis Misbah sama dengan Hamdi yang sekarang lagi menunggu pengumuman kelulusan untuk memperoleh gelar Lc atau licence, seprti yangterdapat dalam kutipan berikut ini.
“dalam flat ini kami hidup berlima: aku, Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Kebetulan aku yang paling tua, dan paling lama di mesir. Secra akademis aku juga yang paling tinggi. Aku tinggal menuggu pengumuman untuk menulis tesis master di Al Azhar. Yang lain masih program s.1. Saiful dan Rudi baru tingkat tiga, mau masuk tingkat empat. Sedangkan Misbah dan Hamdi sedang menunggu pengumuman kelulusan untuk memperoleh gelar Lc atau licence” (El Sharazi, 2004:19)
j. Madame Nahed ibu dari Maria
Tokoh Madame Nahed ibu dari Maria digambarkan pegarang sebagai tokoh yang sangat penyayang dan ramah terhadap orange lain. Hal itu tegambar dari kutipan berikut” Tolonglah, Anakku, aku tak mau kehilangan Maria. Aku sudah pernah mengalami apa yang dialami Maria. Hanya suaramu, sentuhanmu dan kehadiranmu di sisinya yang akan membuat dia kembali memiliki cahay hidup yang telah redup,” (El Sharazi, 2004:366).
k. Bahadur Gounzouri ayah asuh Noura
Tokoh Gounzauri digambarkan pengarang sebagai tokoh yang yang kejam dan sangat kasar serta tidak mempunyai sifat manusiawi. Ini tergambar pada kutipan berikut ini. “Si muka Dingin Bahadur rupanya masih mencari Noura untuk ia jual kepada serigala-serigala berwajah manusia” (El Sharazi, 2004:198). Selain itu, Bahadur juga tega menodai wanita yang mahram untuk di sentuhnya dan selalu menyiksanya seperti halnya dalam kutipan berikut ini.
“Petaka itu datang kembali ketika perutku semakin membesar. Mereka menanyakan kepadaku siapa yang telah menghamiliku. Aku tiak mau berterus terang bahwa bahwa bahadur yang menghamiliku dengan memperkosa aku. Aku sudah sangat benci dengan dirinya” (El Sharazi, 2004:387).
l. Syaikh Usman (guru ngaji Fahri)
Tokoh Syaikh Usman digambarkan pengarang sebagai tokoh Ustad yang berwibawa dan selalu memberikan contoh yang baik dan selalu adil dan bijak sana dalam mengambil keputusan. Hal itu terlihat dari kutipan berikut. “jadwalku mengaji pada Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua kali. Setiap ahad dan rabu. Beliau selalu dtang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada unzur yang terpenting beliau pasti datang” (El Sharazi, 2004:16).
m. Syaikh Muda
Tokoh Syaikh Muslim digambarkan pengarang sebagai tokoh Ustad muda yang sangat dekat kepada Fahri dan dia snagat baik dan ramah. Hal itu terlihat dari kutipan berikut. “imam muda yang selam ini dmasih sanagt muda, umurnya baru tiga puluh satu tahun, dan baru ssetengah tahun yang lalu dia meraih gelar magister sejarah Islam dari Universitas Al Azhar” (El Sharazi, 2004:30).
n. Tuan Boutros Rafael Girgis (Ayah Maria)
Tokoh Tuan Boutros Rafael Girgis merupakan Ayah dari Maria digambarkan pengarang sebagai kepala keluarga dari kristen koptik yang sangat taat beribadah. Selain itu Tuan Boutros juga sangat menghormati agama lain dan dia juga suka menolong. Seprti yan tertera dalam kutipan berikut ini pada sat tuan Boutros memberikan kesaksian ipersidangan Fahri.
“penuntut brtanya pada Tuan Boutros, “Apakah anatar jam 2 samapai jam 5 anada tidak tidur, jadi anda tahu persis Noura selalu bersama Maria, misalnya mendengar suara mereka dalam rentang waktu itu?”
Tuan Boutros dengan jujur manjawab, “ Tidak saya sedang tidur. Bahkan jeritan Noura dipukul Bahadur juga tidak saya dengar, Saya terlelap dan bangun jam lima” (El Sharazi, 2004:343-344)
3) Latar
Latar yang ada dalam novel Ayat Ayat Cinta ini terdiri dari latar tempat, waktu, dan sosial. Sebagai latar belakang cerita novel ini kota Mesir. Berikut kutipan secara berturut-turut yang menerangkan hal di atas.
“Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debuyang bergulung-gulung menambahpanas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam Flat, yang ada dalam partemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan tirai tertutup rapat. (El Sharazi, 2004:15).

“dan pada kenyataannya tak ada buku atau kitab di dunia ini yang dibaca dan dihapal oleh jutaan manusia setiap detik melebihi Al Quran. Di Mesir saja ada ribuan Ma’had Al Azhar” (El Sharazi, 2004: 24)

“Angin sahara menampar mukaku dengan kasar. Debu bergumpal-gumpal bercampur pasir menari-nari di mna-mana. Kututup kembali pintu apartemen” (El Sharazi, 2004:18)

“Metro (kreta Listrik) samapi di Maadi, sebuah kawasan elite di Cairo setelah Heliopolis, Doki, Elzamalek dan Mohandesen.” (El Sharazi, 2004:37)

“Metro terus melaju. Tak terasa sudah samapai Mahattah Mat Girgis. Ashraf mendekatkan diri kepintu, ia bersiap-siap. Mahattah depan adalah El-Malik El- Saleh, setelah itu Sayyeda Zeinab dan ia akan turun di sana.aku menghitung masih tujuh Mahattah baru samapai di Ramsis setelah itu aku akan pindah jurusan metro Shubra El-Khaima” (El Sharazi, 2004:53)

“Seperti menegrti keinginan kami, begitu selesai talaqqi, Amu Farhat, takmir masjid yang baik hati itu membawakan empat gelas tamar hindi (air sari tebu (minuman paling memasyarakat di mesir saat musim panas))dingin” (El Sharazi, 2004:57)

“dari Nasr City aku langsung ke kampus Al Azhar di Maydan Husen. Langsung ke syu’un thullab dirasat ulya (bagian yang mengurusi mahasiwa pasca sarjan)” (El Sharazi, 2004:86)

“Senja musim panas sungguh indah meskipun tetap tidak seindah musim semi. Aku membuka jendela kamar lebar-lebar. Semburat mega kemerahan menghiasai langit. Bau uap pasir masih terasa. Angin bertiup semilir seolah mengahapus hawa panas” (El Sharazi, 2004:111)

“tak terasa sudah memasuki pertenagahan Septemeber. Suhu musim panas mulai turun. Paling tinggi 32 derajat celcius. Bulan oktober nanti adalah bulan peralihan dari musim panas ke musim dingin” (El Sharazi, 2004:195)

“Mobol kami terus melaju. Lampu-lampu telah manyala seperti bintang-bintang. Langit merah bersemburat indah. Mobil melaju di atas jalan laying yang membelah ramsis. Terus ke barat” (El Sharazi, 2004:245).

“Kami berada di atas jembatan 6 th Oktober yang menyeberangi sungai nil. Reratusan dan nigh club terapung telah menyalakan lampunya. Di depan sana agak ke selatan di tengah dartan seperti pulau di tengah sugai Nil tamapak Tower Cairo menjulang tinggi” (El Sharazi, 2004:245)

“apartemen di mana kami berada memang terletak diujung utara pulau di tengah sungai Nil. Inilah salah satu keindahan kota Cairo di belah oleh sungai Nil yang mengalir dari selatan ke utara” (El Sharazi, 2004:252)

Untuk latar sosial dapat dilihat dari kutipan berikut. “Menjadi pendulang, nelayan bagan, dan kuli pasir
Penduduknya, banyak yang berlindung dalam Flat, yang ada dalam partemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela, dan tirai tertutup rapat. Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meskipun sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan Zuhur dari ribuan manara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam dalam terjangan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari (El Sharazi, 2004:15).

4) Sudut Pandang
Dalam novel Ayat Ayat Cinta ini pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama yang ditandai dengan penggunaan kata aku dalam cerita ini. Hal ini menunjukkan bahwa pengarang menceritakan peristiwa-peristiwa dan persoalan-persoalan yang menyangkut diri pelaku secara lebih jelas. Berikut kutipan yang mewakili pernyataan tersebut. “Aku sedikit ragu mau membuka pintu. Hatiku ketar-ketir. Angin sahara terdengar mendesa-desu. Keras dan kacau. Tak bias dibayangkan betapa kacaunya di luar sana” (El Sharazi, 2004:18)
5) Gaya Bahasa
“Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debuyang bergulung-gulung menambahpanas udara semakin tinggi dari detik ke detik” (El Sharazi, (2004:15).

“Angin sahara menampar mukaku dengan kasar. Debu bergumpal-gumpal bercampur pasir menari-nari di mna-mana. Kututup kembali pintu apartemen” (El Sharazi, 2004:18).

“Senja musim panas sungguh indah meskipun tetap tidak seindah musim semi. Aku membuka jendela kamar lebar-lebar. Semburat mega kemerahan menghiasai langit. Bau uap pasir masih terasa. Angin bertiup semilir seolah mengahapus hawa panas” (El Sharazi, 2004:111)

“Mobol kami terus melaju. Lampu-lampu telah manyala seperti bintang-bintang. Langit merah bersemburat indah. Mobil melaju di atas jalan laying yang membelah ramsis. Terus ke barat” (El Sharazi, 2004:245).

6) Amanat
Pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui novel ini adalah:
(1) Sebuah perjuangan hidup yang dalam mewujudkan impian dalam meraih cita-cita yang sangat luar biasa.
(2) Selalu berusaha dan bekerja keras jika engkau ingin meraih apa yang kau inginkan;
(3) Selalu sabar dalam menghadapi lika-liku kehidupan serta ikhlas dalam menjalaninya dan jangan pernah putus asa.
(4) Jangan pernah melakukan perbuatan yang dilaknat Allah dan selalu berbuat baik sesame orang yang saling membutuhkan, baik itu muslim dan nonmuslim.
(5) Jika ada yang berbuat jahat, janganlah dibalas dengan kejahatan juga, maka engakau balaslah dengan kebaikan.
(6) jaga akhlak dan budi pekertimu dalam bermasyarakat dimanapun engkau berada.
(7) jadikanlah hidupmu lebih berarti untuk orang lain.
(8) Selalu tidak gegabah dalam mengambil keputusan, harus adil dan bijaksana dalam dalam mengambil keputusan.
(9) Jangan pernah melakukan perbuatan yang tidak baik.
7) Tema
Tema yang disuguhkan dalam novel Ayat Ayat Cinta ini adalah “sesuatu yang diawali dengan usaha yang maksimal, bekerja keras dengan sepenuh hati, dan diiringi dengan doa yang tulus dan ikhlas maka akan membuahkan keberhasilan yang setimpal.”
4. Analisis terhadap Novel Ayat Ayat Cinta
Novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburahman El Sharazi mengungkapan kebudayaan masyarakat Mesir ini dapat kita lihat dari kebiasaan, kesopanan atau etika, sistem pengetahuan, sistenm sosial, sistem mata pencarian, dan sistem kepercayaan. Novel ini mengambarkan cerminan kehidupan tokoh yang sangat dramatis yang selalu sabar dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Penulis berhasil menggambarkan tokoh utama dalam novel ini yang dikenalkan kepada para pembaca melalui rangkai peristiwa kegiatan sehari-hari tokoh-tokohnya .Dalam melukiskan tokoh-tokohnya, penulis mendeskripsikan tokoh secar langsung .Hal ini dimaksudkan agar pembaca dapat langsung mengenali masing-masing tokoh cerita.
Latar dalam Novel Ayat Ayat Cinta ini mengambil lokasi di kota Mesir. Ini berfungsi mengajak pembaca agar pikiran yang ingin disampaikan oleh pengarang bisa menyentuh pikiran pembaca sehingga ide yang hendak disampaikan pengarang dapat diterima secara rasional oleh pembaca. Dan seolah-olah bias mengetahui gambaran mengenai kota Mesir.
Tema dalam novel ini menggambarkan perjuangan dari tokoh utama dalam novel ini yang begitu gigih dalam menggapai cita-citanya. Kegigihan dan perjuangan untuk meraih mimpi ini memberikan pengetahuan yang luas bagi pembaca sehingga memberikan motivasi yang kuat untuk menghargai segala anugerah dari Sang Pencipta. Walaupun cobaan selalu datang menghampirinya dan diapun tidak pernah mengeluh.
Perwatakan dalam novel ini menggambarkan karakter seorang yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang telah di anugrahkan. Tokoh utama dalam novel ini menunjukkan semangatnya dalam meraih mimpinya dan memperbaiki kehidupan yang buruk. Penulis mengungkapkan karakter dari setiap tokoh yang mempunyai sifat yang baik nonmuslim Penulis mengungkapkan karakter dari setiap tokoh yang mempunyai sifat yang baik dan menghargai kebudayaan yang ada di daerah sendiri. Berbagai macam masalah yang selalu menghampirinya, namun dia menjalani dan meneriam semua ujian itu dengan lapang dada, dan disertai dengan hati yang ikhlas.

5. Penilaian terhadap Novel Ayat Ayat Cinta
Setelah melakukan analisis terhadap novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburahman El Sharazi bahwa novel ini memperlihatkan ide cerita yang menarik. Bentuk perjuangan hidup yang luar biasa dalam menempuh pendidikan. Selalu sabar dalam mendapatkan ujian dan cobaan serta tidak pernah merasa putus asa apalagi samapai merasa pesimis.
Novel ini memberikan gambaran terhadap pemerintah Indonesia yang kurang sigap dalam bertindak menyelesaikan permasalahan baik yang terjadi di dalam maupun luar negeri. Tak hanya system pemerintahan yang disoroti tetapi juga sikap para ulama di Indonesia yang jarang turun tangan langsung membantulangsung sebuah kegiatan melainkan hanya dapat memberikan perintah atau berupa masukan saja, hal ini berseberangan dengan para ulama di Negara Mesir ataupun dinegara lainnya.
Pada intinya, novel Ayat Ayat Cinta ini mampu memberikan suatu pandangan baru kepada kita tentang perjuangan dari tokoh utama dalam novel ini yang begitu gigih dalam menggapai cita-citanya. Kegigihan dan perjuangan untuk meraih mimpi ini memberikan pengetahuan yang luas bagi pembaca sehingga memberikan motivasi yang kuat untuk menghargai segala anugerah dari Sang Pencipta. Walaupun cobaan selalu datang menghampirinya dan diapun tidak pernah mengeluh.

6. Kesimpulan
Melalui hasil proses kritik di atas dapat disimpulkan bahwa Novel Ayat Ayat Cinta ini layak untuk dijadikan bahan bacaan terutama dalam dunia pendidikan. Hal itu dilatar belakangi pemaparan isi novel ini yang banyak memberikan nilai edukatif. Dengan demikian diharapkan dengan membaca ini dapat hidup lebih berarti dan bias menghargai hidup ini lebih baik lagi. Selain itu selalu sabar dalam mengahdapi segala cobaan dan tidak pernah mengeluh dengan keadan apa lagi samapai merasa pesimis dan putus asa. Serta harus bias mengambil keputusan dengan adil dan bijak. Maka dari itu, haruslah semangat dalam menjalani hidup dan meraih impian.

ANDRI IRAWAN FAHRAWI